Hidayatullah.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang keberatan dengan keberadaan Gembok Cinta ala jembatan Pont Des Invalides yang berada di Jalan Veteran Kota Malang, Jawa Timur karena dianggap berpotensi melemahkan akidah generasi muda.
“MUI memandang hal itu kurang sesuai dengan cita-cita Kota Malang sebagai Kota Bermartabat, karena itu bukan budaya Islam dan bangsa ini,” kata KH. Baidlowi Muslich, Ketua MUI Kota Malang saat dihubungi hidayatullah.com, Kamis, (07/01/2016).
Kiai Baidlowi mengatakan, pihaknya sudah memusyawarahkan masalah itu dan telah menyampaikan keberatan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) secara lisan.
“Kita sudah menyampaikan secara lisan kepada Pemkot. Rencananya disusul secara tertulis,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Islam tidak melarang keindahan, tetapi jika sesuatu itu mengarah kepada hal yang tidak baik maka perlu adanya perbaikan.
Pasalnya, lanjut Kiai Baidlowi, berdasarkan laporan yang masuk, frame bertuliskan “Ngalam I’m in Love” tersebut dijadikan anak muda untuk menaruh gembok dan nama mereka sebagai simbol cinta.
“Orang yang pacaran kemudian memasang gembok, namanya dicantumkan. Itu tidak benar, dalam Islam pacaran jelas dilarang,” jelasnya.
“Silahkan dipercantik, tapi jangan sampai disalahgunakan. Kami akan terus mengawasi dan menghimbau masyarakat,” pungkas Kiai Badlowi.
Sebagaimana diketahui, awal tahun baru 2016, dengan alasan mempercantik kota, Pemerintah Kota Malang memberikan sentuhan dan suasana baru di Kota pendidikan itu berupa hiasan taman-taman kota yang bernuansa romantis di beberapa ruang terbuka hijau (RTH).
Di beberapa tempat dibangun sebuah frame besar bewarna putih bertuliskan “Ngalam I’m in Love” berwarna pink yang menyala. Di tengah frame tersebut terdapat besi yang digunakan oleh pemuda-pemudi untuk dipasangi gembok bertuliskan nama mereka sebagai simbol cinta.
Alasan Pemkot, pembuatan ini masih menjadi trend di beberapa negara, termaksud Indonesia.*