Hidayatullah.com– Grand Syaikh Al-Azhar Prof Dr Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb beserta Majelis Hukama Al-Muslimin berkunjung ke Indoensia.
Majelis Hukama Al-Muslimin adalah organisasi internasional independen yang saat ini diketuai Syaikh Ahmad Ath-Thayyeb.
Rombongan mereka tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Ahad (21/02/2016) malam, dan disambut oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA), Muchlis M Hanafi mengatakan, kunjungan ini sangat penting bagi Indonesia dan Mesir.
Terutama, kata Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI) ini, dalam rangka mempererat hubungan kedua negara. Khususnya di bidang pendidikan, kebudayaan, dan dakwah keagamaan.
“Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia,” terang Muchlis dalam siaran pers yang diterima hidayatullah.com, Ahad (21/02 /2016).
Menurutnya, kunjungan Ahmad Ath-Thayyeb juga penting dalam mempererat hubungan antara masyarakat Muslim Indonesia dengan Al-Azhar. Dalam konstitusi Mesir, Al-Azhar merupakan lembaga keislaman yang bersifat independen dan memiliki kewenangan melaksanakan seluruh kegiatan keislaman.
Al-Azhar juga merupakan rujukan utama dalam ilmu keagamaan dan urusan keislaman. Az-Azhar bertanggung jawab melaksanakan dakwah serta menyebarkan ilmu keagamaan dan bahasa Arab di Mesir maupun dunia Internasional.
“Syaikh Al-Azhar bersifat independen, tidak bisa dijatuhkan dan pemilihannya dilakukan oleh Dewan Ulama Besar yang diatur undang-undang,” jelasnya.
Muchlis mencatat, sejak abad ke-19 (1850-an), sudah ada mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang didirikan oleh Dinasti Fatimiyah pada 969 M ini.
“Saat ini, sekitar 4000-an mahasiswa Indonesia sedang belajar di sana dengan beasiswa Al-Azhar,” tuturnya.
Selaku Grand Syaikh al-Azhar, ini kunjungan Ahmad Ath-Thayyeb yang pertama ke Asia Tenggara. Di Indonesia, Ahmad Ath-Thayyeb akan menyampaikan pesan-pesan dan seruan perdamaian dan kemanusiaan untuk dunia.*