Hidayatullah.com–Jawa Timur adalah salah satu provinsi dengan angka kekerasan seksual paling tinggi. Lebih memprihatinkan lagi, kebanyakan korban kekerasan seksual adalah anak dibawah umur yaitu dari kalangan pelajar SMP dan SMA.
Berdasarkan data Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, terdapat 298 kasus kekerasan terhadap anak yang didapat sepanjang Januari hingga Mei 2016.
Sebanyak 298 kasus tersebut rinciannya adalah 170 kasus kejahatan seksual disertai kekerasan, 71 kasus penganiayaan, 40 kasus pencabulan, sembilan kasus anak dibawa lari, satu kasus pengeroyokan, dan satu kasus eksploitasi anak.
Merespon hal tersebut, Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Timur menggelar aksi damai turun jalan dengan tema, “Pelajar Jatim Tolak Pacaran & Gerakan Hormati Guru”.
“Kita perlu menyuarakan kepada masyarakat, bahwa sudah saatnya kembali membangun dan memperbaiki karakter generasi kita,” ujar Ketua Umum PW PII Jawa Timur, Fatori.
Aksi yang diselenggarakan pada 17 Juni 2016 pukul 15.30 – 17.30 ini, diawali dengan long march oleh sekitar 200 pelajar SMP dan SMA se Jawa Timur.
Rute long march ini dimuali dari Pondok Pesantren al Hikmah sampai Alun – Alun Kota Bangil.
Aksi ini dilanjutkan dengan orasi oleh pelajar, teatrikal, dan diakhiri dengan penggalangan “1000 Petisi Pelajar Islam Tolak Pacaran dan Gerakan Hormati Guru”.
Menurut Fatori, harapannya, aksi pelajar ini dapat menginspirasi masyarakat untuk bersama – sama berkomitmen kembali membangun karakter bangsa sejak dini.*