Hidayatullah.com– Organisasi Muslimat Hidayatullah (Mushida) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II tahun 2018 yang digelar di Kota Bogor, Jawa Barat, selama 3 hari, dibuka pada Kamis (15/02/2018).
Rakernas II ini mengusung tema “Revitalisasi Peran Muslimat Hidayatullah Membangun Peradaban Islam” yang dibuka oleh Ketua Umum DPP Hidayatullah, Nashirul Haq.
Dalam sambutannya, Nashirul mendorong Mushida untuk semakin maju dan profesional, baik dalam pengelolaan organisasi secara internal maupun kiprah di tengah masyarakat.
“Mushida harus dikelola semakin profesional karena tantangan dakwah pun menuntut adanya terobosan yang bisa menjangkau umat lebih luas,” katanya.
Nashirul menekankan pentingnya peran kependidikan para ibu dalam pembinaan generasi. Terlebih dewasa ini tantangan kepengasuhan pun menjejal dengan segala kompleksitasnya. Karena itu perlu selalu untuk mengokohkan ketahanan keluarga.
“Jangan sampai ada anak perempuan kita yang sudah remaja tapi tidak bisa masak, tidak tau menyetrika, tidak bisa mencuci. Mushida harus memperhatikan pembinaan seperti ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Mushida, Reni Susilowati, mengatakan organisasi Muslimah itu adalah aset bagi bangsa ini dan umat Islam.
Karena itu, Reni menegaskan, organisasi itu akan senantiasa meningkatkan peranannya di berbagai bidang, khususnya pembangunan sumber daya manusia wanita sejak dini selaras dengan arus utama gerakan induknya.
“Semua pengurus dan anggota Muslimat Hidayatullah memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang bermuara kepada satu visi, yakni membangun keluarga Qur’ani menuju peradaban Islam,” imbuh Reni.
Baca: Dalam 5 Menit, Mushida Gunung Tembak Galang Dana Gaza Rp 30 Juta Lebih
Dia mengatakan visi ini bukan hanya slogan , tetapi harus menjadi impian ke depan. Bagaimana membumikan Islam dalam keluarga kader organisasi, membangun masyarakat yang berkarakter Islami sebagai akar dari sebuah bangsa yang berkepribadian Islam pula.
“Mengusung visi besar dan mulia tersebut juga tidak bisa setengah-setengah dan asal jalan. Dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja yang ikhlas dari semua warga organisasi ini. Sinergitas anggota dan pengurusnya pun mutlak diperlukan agar organisasi Mushida bisa dengan mudah menata sistem, memantapkan langkah perjalanan organisasi di masa mendatang,” imbuhnya.
Oleh karena itu, jelas Reni, Rakernas kali ini membahas bagaimana organisasi ini menjadi wadah yang vital bagi kemajuan bangsa.
“Rakernas ini diharapkan menjadi hulu ledak penguatan kembali pembinaan dan perkaderan Mushida sebagai organisasi secara intern. Juga dapat memposisikan peran dakwahnya di tengah masyarakat dalam membangun masyarakat kebangsaan yang berkarakter Islami,” tukasnya.
Ia mengatakan, gagasan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam yang telah dicanangkan oleh pemerintah perlu ditopang secara berkesinambungan. Tidak saja dari aspek akademis sebagai pusat studi Islam dunia, melainkan juga penguatan ketahanan keluarga yang berlandas pada nilai al-Qur’an.
“Di antaranya dengan melakukan langkah-langkah positif yang berkesinambungan, terutama revitaliasi peran wanita Muslim khususnya dalam gerakan pengokohan ketahanan keluarga dan penyadaran peran keibuan sebagai madrasah pertama bagi generasi bangsa,” katanya.
Ia melanjutkan, peradaban Islam adalah peradaban akhlak atau adab yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral religiusitas.
Baca: Mushida: Mahasiswi Harus Lebih Dini Menyerap Problematika Keumatan
Karena itu, terangnya, visi besar Mushida yaitu membangun keluarga Qur’ani menuju peradaban Islam sejatinya adalah harapan semua anak bangsa untuk merawat NKRI yang maju dan berperadaban mulia.
“Semoga Rakernas kali ini semakin meningkatkan kualitas dan kian meneguhkan kiprah Muslimat Hidayatullah dalam membangun peradanan Islam yang kaffatan linnaas rahmatan lil ‘aalamiin, sesuai dengan tupoksi yang telah digariskan oleh organisasi induk,” pungkasnya.
Selain melaksanakan konsolidasi idiil, organisasi, dan wawasan kader di tingkat wilayah secara nasional, Rakernas Mushida ini juga sebagai momentum sosialisasi hasil Rakernas DPP Hidayatullah, evaluasi program Mushida 2016-2017, sosialisasi target dan program kerja organisasi 2018-2019, sosialisasi SKB tentang pengelolaan PAUD dan sebagainya.*