Hidayatullah.com – Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Rochmat S Labib mengatakan, pihaknya mempertanyakan maksud dari tudingan yang menyebut kelompoknya anti-nasionalisme. Menurutnya, HTI justru paling getol menentang negeri ini dari penjajahan asing.
“HTI menentang utang, termasuk soal sumber daya alam yang menjadi sarana asing menjajah. Sekarang siapa justru yang mengundang penjajah? pemerintah itu sendiri,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Kantor DPP HTI di kawasan Tebet, Jakarta, Jum’at malam (19/08/2016).
Rochmat juga menambahkan, HTI bahkan tidak pernah melakukan gangguan keamanan, melakukan pembunuhan, kekacauan dan sebagainya.
“Yang kita lakukan itu dakwah, mengajak kepada Islam. Masa mengajak kepada Islam itu mengganggu keamanan,” tukasnya heran.
Menurutnya, jika mengajak kepada Islam, dianggap menimbulkan keamanan, maka akan terjadi kekacaauan.
“Orang bertakwa tidak akan mencuri, berzina atau membunuh. Justru kekacauan itu karena masyarakatnya tidak bertakwa,” jelas Rochmat.
Pernyataan tersebut ia lontarkan terkait pemberitaan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj yang meminta Polri mewaspadai organisasinya yang disebut mengkampanyekan anti nasionalisme.
“Apa yang dimaksud antinasionalisme? kalau nasionalisme artinya mencintai tanah air, kurang apa Hizbut Tahrir,” katanya mempertanyakan.
Rochmat mengungkapkan, yang seharusnya diwaspadai adalah pihak yang membahayakan bangsa, seperti para koruptor.
“Mestinya, seruan diarahkan kepada koruptor-koruptor itu. Mereka yang justru membahayakan negara dan umat, rakyat sudah miskin seperti ini, harta negara diambil juga,” paparnya.
Sebelumnya, saat menerima kunjungan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama jajarannya di Kantor PBNU, Jakarta, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr Said Aqil Siroj mempertanyakan HTI yang masih bergerak dengan bebas di Indonesia.
“Gerakan tersebut saat ini masih kecil dan lemah, tetapi jika tidak diantisipasi lebih dini bisa mengancam keutuhan bangsa,” kata Said Aqil dikutip Antaranews Kamis (18/08/2016).*