Hidayatullah.com–Potensi pariwisata Indonesia sangat luar biasa baik wisata alam, belanja, budaya hingga keagamaan (wisata religi). Pada satu sisi Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk Muslim terbesar sangat berpotensi membuka peluang terbangunnya pariwisata halal.
“Potensi domestik pariwisata halal Indonesia sangat besar karena 87 persen penduduknya beragama Islam sementara jumlah wisatawan Muslim dunia sekira 177 juta orang. Sedangkan wisatawan Muslim dunia yang datang ke Indonesia baru sekira 2,2 juta orang pertahun,” ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutannya saat membuka Seminar Internasional Pariwisata Halal di ITB Bandung, Kamis (01/09/2016) kemarin.
Ia menambahkan ada banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk mendukung Indonesia sebagai pusat pariwisata halal dunia terseut.
Selain daerah tujuan wisata yang perlu dibenahi dengan mengacu pada kriteria dan standar halal dunia, ada potensi pendukung lainnya.
“Setidaknya ada yakni kuliner (food), busana (fashion) dan produk kosmetika dan tentu saja kesemua ini harus mendapat label atau sertifikat halal,”imbuhnya.
Menurut Arief sertifikasi halal ini sangat penting sebagai sebuah pengakuan global yang tidak bisa diselepekan. Hal ini masih menjadi ironi mengingat mayoritas penduduknya Muslim maka terkadang sertifikasi halal ini masih diabaikan.
“Ini salah satu kendala kita untuk mengembangkan pariwisata halal, mentang-mentang masyarakatnya mayoritas Muslim orang malas dan menganggap tidak penting sertifikasi halal tersebut,”kritiknya.
Untuk itu, sambungnya, mengedukasi masyarakat untuk mempunyai kesadaran pentingnya sertifikasi halal menjadi salah satu prioritas semua elemen baik pemerintah maupun swasta dan lembaga lainnya. Ia memberi contoh Kementerian Pariwisata yang dipimpinnya akan menyelenggarakan halal expo dan beberapa kegiatan lainnya termasuk menjalin kerja sama dengan Pusat Kajian ITB dalam pelaksanaan seminar tersebut.
“Namun perlu diingat meski potensi bagus akan tetapi performance lemah maka tidak akan jadi apa-apa. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah pelayanan atau service, kita sudah mempunyai modal yakni keramahannya,”ujarnya.
Ia juga mengingatkan selama pelayanannya buruk maka walaupun Indonesia mayoritas penduduknya Muslim wisatawan manca negara bisa enggan datang dan lebih memilih ke negara lain seperti Thailand atau Korea. Jika semua potensi tersebut mampu digerakkan, menurut Arief bukan mustahil Indonesia akan menjadi tujuan utama wisata halal dunia.
“Menurut Organisasi Kerjasama Negara Islam (OKI) posisi Indonesia dalam 10 tujuan wisata dunia peringkat 6 tahun 2015 dan tahun 2016 ini naik menjadi nomor 4 maka tidak mustahil jika kita serius menggarap pariwisata halal ini setidaknya lima tahun ke depan bisa menjadi nomor 1,”ungkap.
Seminar tersebut dihadiri peserta dari berbagai kota di Indonesia juga menghadirkan pembicara dari Jepang dan Belgia. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Halal ITB yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Pusat Halal Salman dan MUI.
Sementara itu sebelumnya dalam sambutannya Rektor ITB yang diwakili Bambang Riyanto selaku Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi mengungkapkan ITB sebagai salah satu lembaga pendidikan yang juga asset bangsa sangat mendukung kegiatan untuk kemajuan bangsa khususnya sektor pariwisata halal.
“Di ITB ini kami mempunyai lembaga yang disebut Pusat Kajian Halal ITB yang dikepalai Prof.Tati yang juga hadir disini. Sebagai mana namanya lembaga ini melakukan kegiatan kajian dan sosialisasi berdasarkan hasil riset tentang segala sesuatu yang berkaitan kehalalan suatu produk maupun jasa. Kegiatan hari ini juga atas prakarsa dari teman-teman di Pusat Kajian Halal ITB,”ungkapnya.
Bambang menambahkan diharapkan dengan keterlibatan salah satu lembaga pendidikan terbaik di Indonesia ini dapat mendorong kemajuan Indonesia yang mayoritas Muslim tersebut dari sektor science termasuk pariwisata halalnya.
“Saat ini diluar di Masjid Salman ITB tengah berlangsung Olimpiade Halal Tingkat Jawa Barat yang diikuti ratusan pelajar. Ini bisa menjadi sinyal baik untuk mendukung upaya halal ini khususnya para remaja yang merupakan generasi bangsa,”imbuhnya.
Bambang berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan sebagai ajang untuk edukasi, sosialisasi, evaluasi capain yang telah diraih serta sharing dengan Negara-negara lain yang lebih dulu dan maju dalam mengembangkan pariwisata halal.*/Abu Luthfi Satrio