Hidayatullah.com– Isu Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA) kembali mencuat di Indonesia khususnya Jakarta belakangan ini.
Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, meminta pihak yang menjadi pemicu mencuatnya isu itu agar menyadari perbuatannya.
Hal itu ia sampaikan kepada hidayatullah.com dan media lain di sela-sela acara Bedah Buku Rumah Bagi Muslim, Indonesia dan Keturunan Tionghoa di Ruang Khalifah, Philanthropy Building, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2016) siang.
Menurut Ridwan Saidi, situasi terkait SARA saat ini sudah mengkhawatirkan semua orang.
“Jadi mereka yang memulai itu supaya sadar diri bahwa kita bicara jangan sembarangaaaan, ya kan. Kita mesti pikir dulu. Nah itu soalnya,” ujarnya dengan nada penuh tekanan.
Ada Aksi, Ada Reaksi
Diketahui, saat ini, marak terjadi unjuk rasa di berbagai kota se-Indonesia yang mengecam Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok dikecam atas pernyataannya yang menyinggung al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 51. Aksi turun jalan puluhan ribu massa sudah berlangsung setidaknya dua pekan ke belakang. [Baca juga: ‘Jumat Kemarahan’, Umat Islam di Berbagai Kota Ingin Polisi Tangkap Ahok]
Bahkan, tersiar kabar, massa akan kembali berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, 4 November mendatang. Aksi tersebut sebagai susulan aksi-aksi damai sebelumnya.
Isu SARA juga mencuat dan menyebar ke berbagai jejaring media sosial. Hal ini dinilai berpotensi menimbulkan pertentangan.
Situasi seperti itu, bagi Ridwan Saidi, merupakan reaksi masyarakat mayoritas Indonesia atas suatu aksi sang pemicu SARA.
“Ada aksi, ada reaksi. Yang penting (saat ini) bagaimana kita menyelesaikannya,” ujarnya.
“Bahwa ini sekarang marak, semua orang prihatin. Tapi kita nggak bisa menyalahkan satu golongan,” lanjutnya.
Lalu, apa atau siapa yang menjadi pemicu terjadinya situasi ini?
“Kalau menurut saya (pemicunya) ada ucapan seorang pejabat daerah ya, kan, menyinggung keyakinan segolongan mayoritas di negeri ini, tentang kitab sucinya,” jawabnya. [Baca juga: Ahok Dikecam Bilang “Jangan Percaya Dibohongi Pakai Surat Al-Maidah”]
Maka dari itu, Ridwan Saidi berpesan kepada para pejabat khususnya agar berhati-hati dalam melakukan atau menyampaikan sesuatu. Berbicara yang baik-baik saja apalagi terkait suatu agama.
“Keyakinan orang lain, jangan kita serempet-serempet, apalagi kalau kita kagak paham keyakinan itu. Lebih baik kita nggak usah bicarain,” imbaunya.
“Yang ingin saya tambahkan, marilah kita menyambut hari depan kita dengan tekad agar Indonesia ke depan lebih beradab,” pungkas Ridwan Saidi.
Acara bedah buku tersebut antara lain diisi oleh Marzuki Usman (pengamat ekonomi) dan Bambang Wiwoho (penyunting buku), serta dihadiri puluhan peserta. [Baca juga: Pimpinan MPR: Ahok Singgung SARA, Kepolisian Tindaklanjuti Aspirasi Umat]*