Hidayatullah.com– Musyawarah Nasional VI Syabab Hidayatullah digelar di Kampus II Hidayatullah, Jl Brigjen Katamso, Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin-Rabu (26-28/12/2016).
Di antara rangkaian munas bertema “Penajaman Gerakan Pemuda untuk NKRI Bermartabat” ini adalah Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Selasa (27/12/2016).
Narasumber utamanya anggota MPR dari kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Muhammad Asri Anas.
Mengawali pemaparannya, Asri mengatakan, di tangan pemudalah bangsa ini akan bangkit.
Karena itu, ia mengaku sering berharap agar konsolidasi pemuda Muslim bisa dimulai dan diciptakan. Sekaranglah momentumnya, kata dia di depan jajaran PP organisasi kepemudaan itu dan sedikitnya 400 peserta.
“Pemuda Muslim jangan sampai salah paham terhadap Pancasila. Karena itu adalah dasar negara kita dan tidak satu pun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Bahkan umat Islamlah yang menjadikan Pancasila itu eksis,” tegas Asri.
Asri mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Aktualisasi 4 Pilar Kebangsaan
Asri menuturkan, pemuda sebagai pelanjut estafeta kepemimpinan di masa mendatang mesti mampu mengaktualiasi pemahaman empat pilar kebangsaan.
“Saya meminta generasi muda Hidayatullah mendorong lahirnya gerakan cinta tanah air, cinta NKRI dari kelompok generasi Islam,” lanjut Asri.
Acara ini didesain dalam format dialog yang menampilkan panelis Ketua Umum PP Syabab Hidayatullah periode 2014-2016 Naspi Arsyad, mantan anggota DPD RI Nursyamsa Hadits, dan dipandu oleh Pimpinan Redaksi Majalah Mulia Imam Nawawi.
Pimpinan MPR: Dari Dulu Umat Islam Selalu Berkorban Demi Keutuhan NKRI
Naspi Arsyad menambahkan, empat pilar kebangsaan dalam bingkai Islam keindonesiaan merupakan imunitas untuk menangkal gejala dekonstruksi sosial.
Gejala itu, menurutnya, ditandai dengan maraknya permisifisme, kriminalitas, dan radikalisme.
“Dengan pemahaman yang baik dan benar tentang empat pilar bangsa, kita akan semakin memahami arah perjalanan kita. Ini seperti orang menikah yang semakin hari kian sayang pasangannya walaupun pada awalnya menikah karena terpaksa,” pungkas Naspi berseloroh.*