Hidayatullah.com– Saksi ahli Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang juga pakar telematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Hermansyah, dibacok dan dikeroyok sejumlah orang di Tol Jagorawi KM 6, antara TMII-Tol JORR, Jakarta Timur, arah ke Depok, Jawa Barat, Ahad (09/07/2017) dinihari.
Menanggapi peristiwa aksi yang dinilai brutal itu, Ikatan Alumni (IA) ITB Jakarta Raya menyampaikan pernyataan sikapnya.
Atas pembacokan terhadap aktivis demokrasi itu, Ketua IA ITB Jakarta Abdi Munif, di RS Hermina Depok, menyatakan, “Pertama, mengutuk tindakan biadab dan pengecut yang dilakukan oleh orang/sekelompok orang tidak bertanggung jawab.”
Baca: Rumahnya Diserang, Ketua FPI Jakarta: Para Preman Acungkan Senjata Tajam, Teriak “Mana Kiai?”
Kedua, mendesak aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini secara profesional dan transparan serta segera menangkap pelakunya.
“Ketiga, penyerangan terhadap aktivis demokrasi, jika tidak dituntaskan dengan cepat dan jelas akan menjadikan suatu bentuk teror baru bagi demokrasi,” ujar Abdi Munif dalam pernyataan tertulisnya diterima hidayatullah.com, Ahad malam.
Terakhir, IA ITB Jakarta meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk turun tangan mengawasi kasus ini.
Baca: Cara Habib Rizieq dan Jamaah FPI Menghadapi “Teror Bom Terbakar
Kronologi
Sebagaimana diketahui, berdasarkan informasi dihimpun hidayatullah.com, Herman pada Ahad dinihari keluar bersama istrinya menggunakan mobil Toyota Avanza dengan nomor polisi B 1086 ZFT.
Sekitar pukul 04.00 WIB, di jalan tol, mobil Herman sempat disenggol oleh sebuah mobil yang dikabarkan dikendarai ugal-ugalan.
Tak lama kemudian, singkatnya, Herman turun dari mobil. Begitu turun, sekitar 5 orang dari mobil lain menyerangnya dengan sajam, lalu melarikan diri.
Baca: Sejumlah Anggota FPI Diserang Anggota Ormas Seusai Kawal Pemeriksaan Habib Rizieq
Herman mengalami luka kritis, pada leher sisi kiri, siku kiri dan luka di atas kuping kiri, serta pergelangan tangan kiri dikabarkan ada kemungkinan retak.
Herman lalu dilarikan menuju ruang UGD RS Hermina Depok. Dugaan sampai di RS sekitar pukul 04.30 WIB.
Kabar terkini dari sumber lain, pada Ahad malam, korban dipindahkan ke rumah sakit lain. “Karena alasan keamanan,” ujar salah seorang wartawan di grup berbagi informasi antar jurnalis Muslim.*