Hidayatullah.com–Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mendeklarasikan Kota Tua Hebron sebuah situs bersejarah yang dilindungi dalam pemungutan tertutup, telah memicu kemarahan Zionis Israel.
Anggota UNESCO terbagi menjadi 12 suara yang mendukung resolusi itu, dan enam absen.
Hebron merupakan rumah bagi lebih dari 200.000 rakyat Palestina dan beberapa ribu pemukim ilegal Israel, yang hidup di dekat situs Muslim seperti Masjid Ibrahimi dan situs yang diakui Yahudi sebagai Makam Para Leluhur.
Resolusi itu, diajukan oleh Palestina dan yang mendeklarasikan Kota Tua Hebron sebagai wilayah yang memiliki nilai universal luar biasa, hal itu didasari peringatan bahwa situs itu berada dalam ancaman, dimana pemukim ilegal Israel seringkali melakukan vandalisme dan merusak properti.
Pada Selasa dalam voting terpisah, komite warisan kebudayaan itu mendukung sebuah resolusi yang mengecam tindakan Israel di Jerusalem, yang hal itu memicu kemarahan Israel.
Israel mengatakan resolusi Hebron – yang menyatakan kota itu mengarah pada kota yang Islami – menyangkal ribuan tahun relasi Yahudi di tempat itu.
Hebron diklaim sebagai salah satu kota tertua di dunia, berasal dari periode chalcolithic atau lebih dari 3.000 SM, resolusi UNESCO dikutip middleeastmonitor.com.
Baca: UNESCO: Masjidil Aqsha Tak Ada Hubungan dengan Yahudi dan Israel
Resolusi itu dianggap sebagai kemenangan bagi diplomasi Palestina dan akan dipergunakan oleh Israel sebagai contoh terbaru bahwa bias anti-Israel melekat di badan itu.
Pada Mei, pemerintah Israel sangat marah setelah UNESCO menyetujui sebuah resolusi terpisah terhadap Jerusalem, dan baru-baru ini melarang para peneliti UNESCO memasuki Hebron.*/Nashirul Haq AR