Hidayatullah.com– Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi keberadaan Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir selama ini. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri sekaligus menutup Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional IV Alumni Al-Azhar Indonesia di Aula Utama Gedung Islamic Center, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Presiden mengaku, kehadirannya bukanlah tanpa alasan, karena Presiden yakin bahwa Al-Azhar adalah sebuah institusi ilmiah yang berhasil mencetak generasi dengan pemikiran-pemikiran besar dalam berdakwah.
“Kenapa saya datang ke sini? Saya tahu Al-Azhar adalah institusi besar dengan pemikiran-pemikiran besar,” ujar Presiden.
Keyakinan tersebut semakin bertambah saat Presiden bertemu dengan Grand Syeikh Al-Azhar Ahmed Muhammad Ahmed El-Tayeb, pada bulan Februari tahun 2016.
“Tahun lalu saat saya bertemu Grand Syeikh Al-Azhar di Jakarta, Februari tahun lalu, beliau menyampaikan pentingnya moderasi Islam dan toleransi,” tuturnya.
Baca: Grand Syaikh Al-Azhar dan Majelis Hukama Al-Muslimin Kunjungi Indonesia
Apalagi di negara besar seperti Indonesia, yang memiliki anugerah keberagaman suku, agama, bahasa, dan budaya. Moderasi dan toleransi sangat penting diterapkan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air.
“Saya mendukung sekali tema muktamar konferensi kali ini yaitu mengenai moderasi Islam dan toleransi Islam,” ungkap Presiden.
Oleh karena itu, Presiden mengajak para alumni Al-Azhar untuk bersama-sama dengan pemerintah menyebarkan nilai-nilai moderasi Islam dan toleransi melalui cara yang sesuai dan mudah diterima oleh generasi muda Indonesia.
“Saya kira ke depan metode-metode dengan menggunakan dakwah di media sosial akan sangat efektif terutama untuk generasi milenial, anak muda, yang mau tidak mau kita rangkul dengan dakwah-dakwah yang kita sampaikan,” ucap Presiden.
Meski demikian, Presiden tak lupa meminta alumni Al-Azhar untuk tidak lengah dan ikut mengawasi aktivitas media sosial. Mengingat perubahan dunia dan perkembangan teknologi yang cepat tanpa pengawasan akan mempengaruhi karakter anak bangsa di masa mendatang.
“Pertanyaan saya, siapa yang menyaring? Siapa yang membuat screening-nya bahwa yang disampaikan itu benar, bukan pendapat pribadi, bukan tafsir pribadi?” ujar Presiden.
Baca: Konferensi Internasional dan Multaqa Alumni Al-Azhar IV di Mataram
Presiden pun berharap niat baik para alumni Al-Azhar dapat terwujud dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan negara Indonesia.
“Saya sangat menghargai pertemuan muktamar ini. Semoga hasil konferensi yang ada bermanfaat bagi kita semua dalam rangka moderasi Islam dan membangun toleransi yang baik,” ujar Presiden dirilis Biro Pers Media dan Informasi Setpres.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi.*