Hidayatullah.com– Direktur Pusat Studi dan Pendidikan HAM Uhamka, Maneger Nasution menilai, Presiden Joko Widodo sebaiknya menyediakan agak banyak waktu dan pikiran untuk menyelesaikan masalah Papua secara komprehensif dan bermartabat.
“Waktu yang tersedia untuk Indonesia sudah hampir senja. Sebaiknya segera mengambil tanggung jawab sebelum terlambat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, akhir pekan kemarin.
Maneger menambahkan, dalam penyelesaian konflik TNI dan Polri harus menjamin dan mendahulukan agar betul-betul bisa menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat sipil dari penyanderaan yang dilakukan oleh yang disebut “Kelompok Teror Bersenjata (KKB)” di Kampung Kimbely dan Kampung Banti, Tembagapura, Mimika, Papua tersebut.
“Publik berharap TNI-Polri dapat menyelesaikan kasus teror penyanderaan warga sipil itu dengan damai,” ungkapnya.
Menurutnya, publik mendukung TNI-Polri dalam menangani kasus ini dengan mengedepankan pendekatan persuasif, antara lain melalui negosiasi. Pendekatan persuasif melalui negosiasi penting untuk dilakukan, antara lain untuk menghindari korban, terutama dari masyarakat sipil sebagai pihak korban penyanderaan.
Kalaupun pada akhirnya terpaksa harus dengan penggunaan kekuatan, terang Maneger, itu harus benar-benar sebagai pilihan terakhir setelah semua ikhtiar persuasi mengalami kebuntuan.
“Dan itu pun harus dilakukan dengan sangat terukur untuk menghindarkan adanya korban dari masyarakat sipil yang tidak berdosa,” pungkasnya.*