Hidayatullah.com– Guru Besar UIN Jakarta, Prof Azyumardi Azra, menyebutkan tiga hal yang perlu diteladani oleh politisi sekarang ini dari Buya Hamka.
Yang pertama adalah integritasnya.
Dulu, tutur Azra, ketika jadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Hamka menolak menerima gaji dan fasilitas dari pemerintah.
“Karena kalau menerima gaji dari pemerintah maka bisa jadi bisa dibeli oleh kekuasaan,” jelasnya seusai acara seminar nasional Buya Hamka di kompleks YPI Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (15/02/2018).
Baca: Peringati 110 Tahun Buya Hamka, YPI Al Azhar Gelar Seminar Nasional Buya Hamka
Selain integritas, lanjutnya, politisi perlu meneladani keluasan ilmu Buya Hamka. Bicaranya berdasarkan ilmu pengetahuan. Tidak asal omong.
Selain itu, Buya Hamka juga menulis. ”Para anggota DPR jangan cuma cuap-cuap. Tapi juga menulislah. Menulis itu membuat pikiran runut, teratur, argumennya jelas,” sindirnya.
Sikap akomodatif atau kompromi Buya Hamka, menurut Azra, juga perlu dicontoh oleh politisi. Tidak main menang-menangan sendiri.
Ia mencontohkan, ketika shalat subuh di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), Buya Hamka membaca qunut.
“Politik itu harus inklusif harus akomodatif. Tanpa mengorbankan prinsip yang benar,” katanya.
Dari ketiga hal di atas, menurutnya, yang paling penting dicontoh politisi saat ini dari Buya Hamka adalah integritas.* Andi