Hidayatullah.com– Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini punya ketua baru. Siapa dia? Dia adalah Dr Anwar Usman SH MH.
Tadi, kata Juru Bicara MK Fajar Laksono, delapan hakim MK ikut pemilihan di gedung MK di Jakarta. Hanya Arief yang tidak ikut. Karena dia sudah dua periode menjabat sebagai hakim ketua.
Anwar menang satu putaran. “Anwar Usman 5 suara, Suhartoyo 4 suara,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Senin (02/04/2018).
Kata Fajar, Anwar sudah mengucap sumpah sebagai Ketua MK dalam sidang pleno khusus sore tadi.
Siapa Anwar Usman?
Diketahui, Anwar dibesarkan di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lulus dari SDN 03 Sila, Bima pada 1969, Anwar melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) selama 6 tahun hingga 1975.
Lulus dari PGAN pada 1975, Anwar merantau ke Jakarta dan langsung menjadi guru honorer pada SD Kalibaru.
Selama menjadi guru, Anwar pun melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-1. Ia memilih Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta dan lulus pada 1984. Sedangkan gelar doktornya ia raih di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca: Ketua MK Tegaskan Sistem Hukum Indonesia Harus Disinari Sinar Ketuhanan
Sukses meraih gelar Sarjana Hukum pada 1984, Anwar diangkat menjadi Calon Hakim Pengadilan negeri Bogor pada 1985.
Di Mahkamah Agung, ia pernah jadi Asisten Hakim Agung mulai dari 1997 – 2003 yang kemudian berlanjut dengan pengangkatannya menjadi Kepala Biro Kepegawaian Mahkamah Agung selama 2003 – 2006.
Lalu pada 2005, dirinya diangkat menjadi Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta dengan tetap dipekerjakan sebagai Kepala Biro Kepegawaian.
Prinsip Anwar dalam menjalankan tugas sebagai hakim selama ini selalu mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca: Demi Jaga Akhlak Kebangsaan, Ketua MK Arief Diminta Mundur
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dia menyitir kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
“Dikisahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah didatangi oleh pimpinan kaum Quraisy untuk meminta perlakuan khusus terhadap anak bangsawan Quraisy yang mencuri. Beliau dengan bijak mengatakan, ‘Demi Allah, jika Fatimah, anakku sendiri mencuri, akan aku potong tangannya’. Artinya, penegakan hukum dan keadilan harus diberlakukan terhadap siapapun tanpa kecuali,” jelasnya dilansir dari situs resmi MK.* Andi