Hidayatullah.com—Dalam sebuah kesempatan di Pesantren Al Amin Perinduan, Madura, Ustdaz Bachtiar Nasir (UBN) pernah menyatakan, 80% santri yang menghafal al Quran, setelah keluar dari pesantren hafalannya hilang.
Kenyataan inilah yang membuat prihatin Deden Makhyaruddin, seorang yang pernah juara satu lomba hafidz dan tafsir tingkat internasional mewakili Indonesia.
“Apa yang disampaikan Unstadz Bachtiar benar adanya,” katanya saat ditemui di rumahnya, Bogor, awal April lalu.
Rasa prihatin itu kemudian mendorong Deden membuat gerakan ‘Indonesia Muroja’ah’.

“Seorang hafidz membutuhkan komunitas unuk mempertahankan hafalannya,” katanya. Insya Allah, acara digelar di Masjid An Nahl, BSD City, Tangerang, Banten, Ahad (15/04/2018).
Direncanakan, acara ini akan dihadiri Syeikh Ali Jaber untuk memberi tausyiah. Acara ini bersifat umum, siapa saja boleh hadir.
“Terutama mereka yang pernah menghafal al-Qur’an, diharapkan bisa hadir, agar semangat menghafalnya bangkit kembali,” kata Deden berharap.
Indonesia Muroja’ah ini kali kedua digelar. Mengambil tempat yang sama, yang pertama berlangsung beberapa bulan lalu. Dihadiri sekitar 300 hafidz, berasal dari Jakarta dan sekitarnya.
“Saya berharap, acara serupa ini juga diadakan di daerah lain,” katanya. Semoga.*