Hidayatullah.com– Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, kontestasi politik seringkali destruktif terhadap kehidupan sosial masyarakat, khususnya kerukunan umat beragama.
Dahnil mengatakan, perilaku memperalat agama untuk kepentingan meraih kekuasaan menjadi perilaku jamak yang ditunjukkan oleh politisi Indonesia.
Ia mengatakan, kemunafikan dan keberpura-puraan rajin dipertontonkan untuk memperoleh simpati dari pemilih umat beragama. Simbol-simbol agama yang sama sekali tidak pernah dikenakan, jelang pemilu biasanya digunakan.
“Misal ‘mendadak pakai jilbab’, ‘mendadak rajin ke masjid, ke gereja, ke pesantren dan simbol-simbol religius lainnya’, bahkan tidak jarang, memaksakan diri menjadi imam shalat padahal tidak pantas dan tidak bisa,” ungkapnya kepada hidayatullah.com Jakarta, Kamis (26/04/2018).
Perilaku mendadak religius tersebut, kata dia, akhirnya menjadikan agama ruang pertarungan politik, rumah ibadah menjadi battle ground (medan perang) pemilu, dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Karena politisi-politisi tersebut tidak menjadikan agama sebagai akhlak atau standar moral berpolitik, namun memanfaatkan agama untuk menarik simpati demi kekuasaan,” imbuhnya.
“Maka, saran saya elit-elit politik tampil dan berpolitiklah dengan otentik, tidak dipenuhi dengan laku-laku ‘mendadak religius’ yang cenderung menipu sehingga rumah ibadah dan agama tidak menjadi battle ground pertarungan syahwat kekuasaan para politisi,” tambahnya.
Ia mengajak para politisi menghadirkan nilai-nilai akhlak dalam agama menjadi standar moral bagi praktik politik. Bukan memperalat agama sekadar untuk kekuasaan jangka pendek.
“Nah, dengan fenomena mendadak religius yang ditunjukkan para politisi kita tersebut, agaknya penting masyarakat untuk terus merawat akal sehatnya untuk menilai politisi, dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama,” ajaknya.
Baca: Sekum Muhammadiyah: Politik untuk Kepentingan Agama itu Penting
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Jangan sampai upaya adu domba demi syahwat kekuasaan merusak keberagaman Indonesia, Dahnil mewanti-wanti.
Ketika politik memecah belah, maka agama harus mempersatukan. “Semoga tahun politik 2018 dan 2019 ini bisa kita lewati dengan penuh kebaikan,” pungkas Dahnil.*
Baca: MUI Minta Politikus Berperilaku Santun dan Tidak Sarkastis Mengkritik