Hidayatullah.com– Mardani Ali Sera, inisiator gerakan #2019GantiPresiden, mengatakan, momentum khutbah id menjadi sarana pendidikan umat Islam, termasuk juga di dalamnya pendidikan politik.
“Pendidikan politik umat adalah suatu kewajiban, yang dilarang adalah kampanye di masjid,” ujar Mardani dalam siaran persnya di Bekasi, Jawa Barat, kepada hidayatullah.com, baru-baru ini.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setuju dengan imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar tidak berkampanye saat khutbah.
“Saya sepakat, dan jelas dilarang dalam undang-undang,” ujarnya.
Namun menurutnya, membahas kondisi umat bukanlah suatu yang politis, malah menjadi suatu kewajiban.
“Dakwah itu menjelaskan suatu yang munkar, seperti membahas kondisi umat termasuk berbicara politik,” ujar Mardani.
Lebih jauh ia mengatakan, mesti dipercaya bahwa umat sudah dewasa dan dapat diajak membahas persoalan yang faktual, walaupun masih harus didukung data dan analisa yang jernih.
Ia mencontohkan, membahas ada orang Islam mengunjungi Israel bahkan menjelaskan bahwa tafsir al-Qur’an bisa berubah sesuai situasi dan tempat serta waktu bukan politis tapi keharusan agar umat jelas.
“Ini harus dijelaskan kepada umat,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi II DPR itu mengatakan, masjid harus dijadikan sebagai sarana pendidikan politik umat agar melek politik.
“Saya berharap umat Islam menjadikan masjid seperti zaman Rasul, bukan hanya tempat ibadah saja, tapi menjadi central dalam menyusun strategi agar umat memiliki kekuatan ekonomi, politik, dan sosial,” pungkasnya.*
Baca: Viral #2019GantiPresiden, Masyarakat Dinila Mulai Hilang Kepercayaan ke Jokowi