Hidayatullah.com– Sejak gempa 7 SR di NTB, Ahad (05/08/2018) lalu, ribuan korban pengungsi terpaksa harus mandi di kali berair keruh karena listrik mati membuat pasokan air terhenti.
Hidayatullah.com menemani salah satu relawan tim SAR Hidayatullah memantau langsung lokasi kali di Dusun Cupek, Desa Sigar Penjalin, Tanjung, Lombok Utara, Kamis kemarin (09/08/2018), tampak sejumlah pengungsi ibu dan anak sedang mencuci baju dan mandi.
Baca: Kedinginan, Pengungsi Korban Gempa Butuh Karpet dan Selimut
Salah seorang ibu menyampaikan, memang dari sejak gempa 7 SR lalu, listrik di desanya mati dan otomatis pasokan air terhenti. Terpaksa mereka harus ke sungai untuk beraktivitas MCK.
“Tidak ada air, mau bagaimana lagi? Hanya ini yang ada,” ujarnya menunjuk air kali yang keruh.
Baca: 381 Jiwa Meninggal, Pemerintah Belum Tetapkan Gempa NTB Bencana Nasional
Di hari yang sama, di daerah lain, Dusun Murmakem, Batu Lilir, Tanjung, Lombok Utara, hidayatullah.com juga memantau. Ismael, 52 tahun, salah seorang warga mengatakan pasokan air harus gantian diberikan pada setiap posko yang ada di daerah tersebut.
“Ya dicukup-cukupkan saja (pakai air). Untuk memasok air, kami butuh genset, mesin pompa air, dan tandon,” ujarnya.
Baca: Kesaksian Kakek Selamat dari Reruntuhan Masjid Saat Gempa
Sebelumnya, Kamis kemarin terjadi lagi gempa susulan 6,2 SR. Lalu Jumat (10/08/2018) dini hari, pukul 03.33, BMKG merilis terjadi lagi gempa susulan bermagnitudo 4,8 SR yang berpusat di lokasi yang sama, berada di darat, 10 kilometer Barat Laut Lombok Utara.*/Sirajuddin Muslim
Baca: 1 Mayat Dievakuasi dari Reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah