Hidayatullah.com– Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Natsir (UBN) menanggapi polemik ilustrasi pada sebuah harian pagi terbitan Sukabumi, Jawa Barat, yang dinilai melecehkan kalimat tauhid.
“Saya kira apa yang terjadi pada Radar Sukabumi karena sudah minta maaf, saya pikir itu jadi pelajaran bagi dia dan media lain,” katanya kepada hidayatullah.com di AQL Islamic Centre, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (10/05/2017).
Baca: Minta Maaf, “Radar Sukabumi” Klaim Ilustrasinya Berdasarkan Fakta Jurnalistik
Sebagaimana diketahui, ilustrasi headline yang dimuat harian itu di edisi Selasa, 9 Mei 2017, menggambarkan seekor burung Garuda mencengkeram bendera berlafadz kalimat tauhid yang tampak tersobek.
Pemuatan ilustrasi itu menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk masyarakat khususnya umat Islam di Sukabumi.
Baca: Ilustrasi “Garuda Sobek Bendera Tauhid”, Aa Gym: Sangat Tak Rela
UBN yang juga merupakan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) mengimbau media agar jangan terlalu gegabah.
“Terutama kalau sudah terkait dengan simbol sakral umat Islam,” imbuhnya.
Memang belakangan ini, sambungnya, kalimat tauhid banyak yang mendistorsi sehingga mulai muncul ketakutan.
“Padahal ini adalah pesan damai, persatuan, dan pesan kemerdekaan,” pungkasnya.
Baca: Ilustrasi Koran “Garuda Sobek Bendera Tauhid” Tuai Kecaman
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, pasca pemuatan ilustrasi itu, kantor redaksi harian tersebut didatangi perwakilan umat Islam dari berbagai ormas untuk meminta klarifikasi dan penjelasan. Selain itu, MUI Kabupaten Sukabumi juga melayangkan surat permohonan klarifikasi kepada pimpinan harian itu.
Pihak harian itu telah menyampaikan klarifikasi dan permohonan maafnya, meski mengklaim ilustrasi itu dibuat berdasarkan fakta jurnalistik.* Ali Muhtadin