Hidayatullah.com– Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), melalui Pusat Kajian Strategis BAZNAS (Puskas), melakukan peninjauan terhadap dampak gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Hal itu disampaikan dalam paparan publik Kajian Dampak Ekonomi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Sulawesi Tengah yang dihadiri oleh Ketua BAZNAS, Prof Dr Bambang Sudibyo dan Direktur Puskas, Dr Irfan Syauqi Beik di Jakarta, Kamis (11/10/2018).
āKerugian gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai Rp 24,6 triliun yang terdiri dari Rp 23,9 triliun kerugian di Kota Palu dan Rp 773,2 miliar kerugian di Kabupaten Donggala,ā kata Bambang Sudibyo lewat keterangannya.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, jumlah kerugian tersebut diperoleh dari analisis dampak kerusakan pasca-gempa dan tsunami melalui metodologi Damage and Loss Assessment (DaLA) yang dikenalkan oleh Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di Kota Palu, kerugian akibat dari gempa dan tsunami dihitung dari kerusakan infrastruktur, seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan dan aktivitas ekonomi yakni pada sektor industri, hortikultura, dan peternakan.
āPerhitungan kerusakan terbesar di kota berpenduduk 409.877 jiwa ini berasal dari sektor industri di Kecamatan Mantikulore sebesar 48 persen. Kecamatan ini memiliki 799 industri yang terdiri dari industri sedang, kecil, dan industri mikro,ā katanya.
Perhitungan kerusakan terbesar untuk sektor hortikultura Kota Palu adalah Kecamatan Tawaeli, dengan luas panen dari tanaman yang ada di sektor ini mencapai 574, 6 hektare atau sebesar 40 persen dari total sektor hortikultura.
Untuk sektor peternakan, Kecamatan Palu Utara adalah kecamatan dengan jumlah hewan ternak terbanyak di Kota Palu, yaitu sebanyak 2.870.100 hewan atau mencapai 39 persen dari total peternakan yang ada.
Baca:Ā Pengungsi Palu Sebagian Lebih Butuh Makanan dan Layanan Kesehatan
Donggala
Sementara itu untuk Kabupaten Donggala, kerugian terhitung sebesar Rp 773,2 miliar. Terdiri atas kerusakan infrastruktur seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta sektor ekonomi dengan perhitungan kerusakan menimpa sektor perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
Dari masing-masing kecamatan di kabupaten berpenduduk 298.722 jiwa ini, terhitung kerusakan terbesar dari sektor perkebunan ada di Kecamatan Sindue Tambusabora, yaitu mencapai 38 persen dari total keseluruhan.
Jenis perkebunan yang ada di kecamatan ini adalah kelapa, kopi, dan kakao, dengan produksi terbesar dihasilkan oleh kelapa dengan hasil kebun sebanyak 24.202 ton.
āKerugian terbesar untuk sektor hortikultura sayuran untuk Kabupaten Donggala adalah Kecamatan Tanantovea yaitu sebesar 30 persen. Untuk sektor hortikultura buah-buahan, Kecamatan Sindue Tobata menempati porsi tertinggi sebesar 32 persen,ā kata Bambang Sudibyo.
Baca:Ā Masa Tanggap Darurat Sulteng Diperpanjang jadi 13-26 Oktober
Kecamatan Dampelas adalah wilayah dengan jumlah hewan ternak terbanyak di Kabupaten Donggala, yaitu mencapai 23 persen. Total peternakan yang terdiri dari ternak besar dan ternak kecil, dengan dominasi sapi sebanyak 8.522 ekor dan ternak kecil didominasi oleh babi sebanyak 4.523 ekor.
Data ini juga menjelaskan jumlah infrastruktur, fasilitas pendidikan, dan kesehatan terbanyak ada di Kecamatan Banawa Selatan, yaitu mencapai 11 persen untuk pendidikan dan 13 persen untuk fasilitas kesehatan.
Fasilitas pendidikan terdiri dari tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMA. Meski di Kecamatan Banawa Selatan belum terdapat puskesmas, tetapi wilayah ini telah memiliki beberapa unit puskesmas pembantu, puskesmas desa dan pos KB.
Bambang Sudibyo mengatakan, BAZNAS melakukan analisis DaLA ini untuk mengetahui kerusakan terutama pada kelompok UKM dan kelompok miskin yntuk uapat merancang program pemulihan paska bencana.
Baca:Ā Pengungsi Sigi Cari Bantuan Lewat Facebook, Relawan Datang
Upaya pemulihan ekonomi bagi warga miskin terdampak bencana menjadi fokus utama pada program pemulihan pasca-bencana seperti di Palu dan Donggala ini.
Hingga hari ke-14 pasca-gempa dan tsunami, BAZNAS telah menurunkan 42 petugas manajemen bencana, dokter, dan paramedis, relawan trauma healing, dan petugas Layanan Aktif BAZNAS, ditambah dengans ejumlah relawan lokal. BAZNAS juga menggerakkan sejumlah relawan dari BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Program yang telah dilakukan di lokasi bencana antara lain evakuasi jenazah korban reruntuhan gempa dan tsunami, pengobatan, program trauma healing bagi anak-anak pengungsi, distribusi logistik, pendirian dapur umum, pendirian pos kesehatan, dan koordinasi pihak-pihak terkait bencana di tingkat nasional maupun di Palu.*
Baca:Ā TASK Hidayatullah: Evakuasi Mayat, Distribusi Logistik, Pelayanan Medis Pengungsi