Hidayatullah.com– Sekretaris Jenderal Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Ibnu Khajar menyatakan, tindakan perundungan di kalangan remaja tidak dapat dilihat sebelah mata. Apalagi sudah banyak menelan korban.
“Kita harus melihat ini sebagai persoalan serius. Jangan-jangan kasus ini merupakan fenomena gunung es. Karena banyak kasus korban bullying yang bahkan sampai depresi. Ini berbahaya,” tegas Ibnu dalam siaran pers MRI diterima hidayatullah.com Jakarta, Kamis (11/04/2019).
Untuk itu, MRI mengajak semua pihak untuk bersama mengevaluasi sistem pendidikan yang selama ini berjalan.
“Beberapa kemajuan di dunia pendidikan perlu kami apresiasi. Tapi bagi kami ada hal penting selain aspek akademis, yakni aspek mental spiritual. Jangan sampai akademisnya digenjot terus, tapi jiwanya kosong dari nilai-nilai spiritual,” kata Ibnu.
Baca: Tindak Penganiaya Remaja di Pontianak sesuai UU Perlindungan Anak
Efeknya, lanjut Ibnu, para pelajar akan mengalami kegamangan dan melampiaskan kegelisahannya pada hal-hal negatif seperti pergaulan bebas, kekerasan, narkoba, dan lain sebagainya.
Selain itu, MRI juga meminta para orangtua untuk lebih mempererat lagi hubungan dan komunikasi keluarga. Sehingga ketika anak ada persoalan, mereka tidak segan bercerita meminta pendapat dari orang tuanya.
“Kalau perlu arahkan anak untuk ikut kegiatan-kegiatan positif. Misalnya diajak untuk berbagi kepada sesama. Karena menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kerelawanan kepada anak, bisa jadi penyaluran energi yang di usia remaja sedang meledak-ledak,” jelas Ibnu.
Seperti diberitakan sebelumnya, AU, seorang gadis berusia 14 tahun yang merupakan siswi salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah siswi dari berbagai SMA di Bumi Khatulistiwa itu. Akibat kekerasan yang dialaminya, AU harus dirawat intensif di Rumah Sakit Promedika.
Peristiwa ini memicu keprihatinan warganet, mereka kemudian membuat petisi, selain itu tanda pagar #SaveAudrey juga menjadi trending topik di sosial media.*