Hidayatullah.com– Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang telah berjuang menyelenggarakan Pemilu 2019.
“Ini duka nasional. Kita semua ikut berduka cita dengan wafatnya para pejuang demokrasi yang telah bekerja sangat keras menyelenggarakan pemilu,” papar Sohibul di kantor DPP PKS, Jakarta, dalam siaran pers PKS kepada hidayatullah.com, Kamis (25/04/2019).
Mantan wakil ketua DPR RI ini mengajak seluruh pemangku kepentingan di negeri ini untuk sama-sama melakukan evaluasi total terkait penyelenggaraan pemilu serentak dengan sistem proporsional dengan terbuka seperti saat ini.
Baca: Djoko Santoso: Sistem Pemilu 2019 Paling Jelek, Banyak Korban
Pemilu serentak Pileg dan Pilpres dengan sistem seperti sekarang, ujar dia, ternyata membebani penyelenggara di tingkat bawah.
“Sementara sistem proporsional terbuka mengakibatkan ‘pasar bebas’ yang menguras sumberdaya partai. Kita bisa evaluasi dengan kembali ke sistem proporsional tertutup,” ujar Sohibul.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini juga mengusulkan agar ke depan dipikirkan terkait opsi penggunaan teknologi informasi dalam menyelenggarakan pemilu.
“Penggunaan teknologi informasi E-voting seperti yang sudah berjalan di India bisa jadi opsi yang bisa kita kaji bersama. Tentunya kebijakan ini butuh investasi baik dari sisi infrastruktur maupun SDM nya,”ujarnya.
Penggunaan E-voting, kata Sohibul, juga bisa dibarengi gagasan pembiayaan saksi oleh negara, sehingga biaya politik yang tinggi bisa ditekan dan pengawalan suara lebih efektif efesien.
Sohibul Iman juga mengucapkan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya beberapa orang saksi PKS atau putra putri Saksi PKS yang meninggal saat menjalankan tugas mengawal suara di TPS.
“Saya baru menjenguk salah seorang korban di desa Citarik, Sukabumi. Namanya Pak Maman, usia 42 tahun. Saksi PKS yang luar biasa bertanggung jawab. Beliau meninggal saat menjalankan tugasnya mengawal suara di TPS. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala menerima amal baik beliau dan keluarganya diberikan kesabaran,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia pada penyelenggaraan Pemilu 2019 bertambah menjadi 225 orang tercatat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Jumlah korban itu berdasarkan pada data yang masuk ke KPU per Kamis (25/04/2019) hingga pukul 18.00 WIB.
Menurut Komisioner KPU, Viryan, angka itu melonjak naik dari jumlah sebelummya yang berjumlah 144 orang yang tercatat pada Rabu (24/04/2019).
“Data hingga pukul 18.00 WIB sebanyak 225 petugas KPPS wafat dalam bertugas,” sebut Viryan saat dihubungi wartawan, Kamis (25/04/2019).
Baca: KPU: 54 Petugas Pemilu Meninggal karena Kelelahan & Kecelakaan
Viryan pun merinci petugas KPPS yang turut mengalami sakit sejumlah 1.470 orang. Sehingga, total keseluruhan antara petugas yang meninggal dan sakit sebanyak 1.695 orang.
“Jumlah petugas yang sakit sampai saat ini berjumlah 1.470 sehingga keseluruhan totalnya saat ini 1.695,” kata dia.
Terpisah, menurut Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, pemerintah tidak akan abai dan bertanggung jawab untuk mengulurkan bantuan terhadap keluarga korban. “Udah nanti negara yang bertanggung jawab,” kata dia.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso menilai penyelenggaraan Pemilu 2019 merupakan paling jelek karena banyak memakan korban.
“Ya itu sistem pemilu yang paling jelek itu,” kata dia pada acara syukuran dan konsolidasi pengawalan dan pengamanan kemenangan Prabowo-Sandi di Pedepokan Silat TMII, Jakarta Timur, Rabu (24/04/2019).*