Hidayatullah.com– Baitul Wakaf bersama Laznas BMH dan STIE Hidayatullah Depok mendorong para pemuda, terutama entitas muda di kampus, untuk sadar berwakaf. Dalam rangka itu, ketiga lembaga itu bersinergi menggelar Studium General Aksi Wakaf di Aula Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Ahad (04/08/2019).
Menurut Direktur Baitul Wakaf, Rama Wijaya, program tersebut penting untuk menyiapkan wakaf ke depan lebih hidup di tengah-tengah umat.
“Membangun kesadaran masyarakat tentu saja butuh waktu dan butuh pola. Baitul Wakaf melihat kampus, anak muda adalah entitas strategis di masa depan. Maka event ini sangat penting guna menjadikan sosialisasi dan edukasi wakaf ke depan lebih baik lagi, sehingga perlahan apa yang selama ini menjadi potensi benar-benar menjadi kekuatan wakaf di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam acara tersebut, hadir sebagai narasumber Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) JE Robbyantono, Head Partnership PT Ammana Fintek Syariah Agus Kalifatullah Sadikin, dan Wakil Direktur Utama Laznas BMH, Supendi.
Robbyantono dalam paparannya menjelaskan perihal pentingnya wakaf produktif yang sejak masa Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah diteladankan.
“Umar bin Khatthab itu mewakafkan kebun kurma. Bukan buah kurmanya, atau hasil penjualan buah kurma, tetapi kebunnya, inilah wakaf produktif. Jadi kalau perusahaan yang diwakafkan bukan keuntungannya, tapi yang diwakafkan adalah saham perusahaannya. Yang diwakafkan adalah engine-nya, yang diwakafkan adalah alat yang memproduksi, bukan hasil produksinya. Ini wakaf Umar bin Khatthab,” urainya.
Sementara itu, Agus Kalifatullah menjelaskan betapa wakaf sekarang sangat mudah untuk disosialisasikan dan dilakukan.
“Dengan perangkat modern era 4.0 interaksi kebaikan sangat memungkinkan dilakukan tanpa harus tatap muka. Nah, di sini wakaf bisa kita lakukan, sehingga jika dapat dimaksimalkan, maka akan banyak saudara kita terbantu oleh pemberdayaan dari hasil wakaf, sehingga mereka selamat dari jeratan rentenir pinjaman online,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa kehadiran teknologi di era saat ini harusnya dimanfaatkan oleh para generasi muda untuk menjadikannya peluang dalam berwakaf.
Ia pun menantang para generasi muda agar mampu melakukan hal tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Supendi mengajak komponen anak muda untuk melek dengan wakaf agar ke depan pola pemberdayaan bisa semakin variatif, massif dan efektif.* Herim