Hidayatullah.com– Keluarga besar almarhum KH Maimoen Zubair menjalin silaturahim dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Kota Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi.
Berdasarkan informasi dan sejumlah foto yang beredar di media sosial dan diterima hidayatullah.com pada Kamis (08/08/2019), acara silaturahim itu diikuti anak-anak Mbah Moen dalam rombongan yang terdiri dari puluhan orang.
Sementara itu, salah seorang putra Mbah Moen, Wafi bin Maimoen Zubair, menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Habib Rizieq dan menantunya, Habib Hanifr Al Atthas atas kesediaan keduanya membaca dan memimpin doa untuk Mbah Moen di pemakaman Ma’la, Makkah, Selasa pekan ini.
Baca: Arab Saudi Berikan Hak Istimewa Keluarga KH Maimoen Zubair
Gus Wafi, sapaan akrabnya, mengatakan, pembacaan talqin dan doa untuk ayahnya adalah atas permintaan kakaknya, KH M Najih Maimoen.
Gus Wafi pun membalas mendoakan kebaikan untuk Habib Rizieq dan Habib Hanif.
“Assalammualaikum War. Wab. Saya al-Faqir Wafi bin Maimoen Zubair mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsira Jazakumullah Ahsanal Jaza’, ucapan terima kasih yang sangat tinggi kepada Habib Hanif al Atthas dan Habib Muhammad Rizieq Syihab yang telah memimpin *pembacaan Talqin dan Do’a* untuk abah kami, Al maghfurlahu KH. Maimoen Zubair atas permintaan kakak kami, KH. M. Najih Maimoen. Semoga beliau berdua dijaga oleh Allah SWT, diberi kesehatan dan bisa Istiqamah untuk meneruskan perjuangan datuknya. Amiiin. Wassalammu’alaikum War. Wab,” tulis Wafi bin Maimoen Zubair lewat status WA-nya sebagaimana yang beredar di medsos, Kamis (08/08/2019).
Baca: Dihadiri Ribuan Pelayat, Habib Rizieq Pimpin Doa di Pemakaman Mbah Mun
Sementara itu, berdasarkan informasi, pada Kamis 7 Dzulhijjah 1440 H (08/08/2019) keluarga besar almarhum KH Maimoen Zubair bersilaturahim ke kediaman Habib Rizieq di Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi. Kedatangan tamu istimewa ini disambut dengan hangat oleh Habib Rizieq dan menantunya, Habib Hanif.
Habib Hanif menyatakan bahwa keluarga besar almarhum Mbah Moen yang hadir yaitu Gus Majid, Gus Taj Yasin, Gus Rouf, Gus Zuhrul Anam, dan keluarga. “Mudah-mudahan memperkuat silaturahmi dan ukhuwwah di tengah Muslimin di Indonesia dan kita mendapatkan keberkahan almarhum serta bisa meneladani Ilmu dan akhlaq Hadhrotussyekh KH Maemoen Zubair. Amiiin ya Robbal Alamin,” sebagaimana beredar.
Dalam foto yang beredar, silaturahim keluarga besar Mbah Moen dengan Habib Rizieq itu terlihat berlangsung hangat, tampak Habib Rizieq berbincang dengan salah seorang keluarga Mbah Moen.
Baca: Menantu Habib Rizieq: Hilangnya Ulama Harusnya Jadikan Umat Bersatu
Diketahui, KH Maimoen Zubair meninggal dunia di Makkah pada Selasa (06/08/2019) sekitar pukul 04.17 waktu Saudi dan langsung dimakamkan hari itu juga.
Di pemakaman Mbah Moen di Al Ma’la, Makkah, Habib Rizieq yang memimpin pembacaan doa, Habib Hanif Alatas yang membaca Talqin dan menjadi imam shalat jenazah adalah Habib Muhammad bin Idrus Alhaddad dan Habib Ashim bin Abbas bin Alawi Al-Maliki (keponakan Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki). Shalat jenazah memang dilakukan beberapa kali oleh para pelayat.
Pada prosesi pemakaman, menantu Habib Rizieq, Habib Hanif Alathos, menyaksikan karisma ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubair itu, terutama detik-detik jelang pemakaman almarhum di Kota Makkah.
Habib Hanif mengungkap bahwa banyak pelayat dan orang-orang yang mendoakan serta menshalatkan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. “Kiai Maimoen didoakan berkali-kali, tidak hanya sekali,“ ujarnya, Rabu (07/08/2019).
Baca: Ribuan Jamaah Shalatkan Jenazah Mbah Moen di Masjidil Haram
Wafatnya Mbah Moen, sapaan akrab almarhum itu, hingga saat ini masih menjadi pembicaraan masyarakat. Mbah Moen meninggal di Kota Suci Makkah dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Habib Hanif mengatakan, wafatnya Mbah Moen yang juga tokoh sepuh PPP itu seharusnya membuat umat bersatu, bukan saling mendengki. Apalagi kedengkian itu dilakukan terhadap habaib dan ulama.
“Alfakir heran, wafatnya Hadhrotusyeikh Maimoen Zubair, ulama besar dalam keadaan mulia, di tempat mulia di waktu mulia. Seharusnya memotivasi kita untuk bisa meniru akhlak dan ilmu beliau serta jadi ajang untuk umat bersatu. Tapi oleh orang-orang yang dengki malah dijadikan ajang untuk menebar kebencian kepada para habaib dan ulama, la haula wala quwwata illa billah,“ ungkapnya.*