Hidayatullah.com– Gerakan Indonesia Beradab (GIB) mendatangi Mapolres Metro Jakarta Utara (Jakut) dalam rangka memberikan apresiasi dan dukungan pengusutan tuntas kasus penggerebekan pesta homoseks di Kelapa Gading, Jakut, belum lama ini.
Presidium GIB, Rita Soebagio mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada kepolisian yang telah menindak acara yang tidak sesuai dengan norma budaya dan agama di Indonesia tersebut.
“Apresiasi dan dukungan ini kami nyatakan dengan setulus-tulusnya, dan berangkat dari kesadaran bahwa tindakan ini dapat menjadi tonggak sejarah bagi masa depan peradaban keluarga dan bangsa Indonesia,” ujarnya di ruang Rupatama Mapolres, Rabu (24/05/2017).
Baca: AILA Apresiasi Kepolisian Gerebek Pesta Homoseks Kelapa Gading
Ia menyatakan, apresiasi tersebut diberikan karena bukan hal yang mudah untuk tetap merawat martabat, adab, dan kemuliaan kemanusiaan.
Rita juga meminta, agar para pelaku homoseks yang ditangkap ditetapkan menjadi tersangka, dan bukan korban, sebagaimana yang saat ini terus menerus diklaim oleh kelompok pembela perilaku menyimpang tersebut.
“Apalagi karena penyelenggara acara keji tersebut juga menyediakan tiket dengan harga khusus bagi individu yang masih berusia kanak-kanak yaitu tiket kategori popcorn,” ungkapnya.
Sehingga, Rita berharap, agar penyidik menuntaskan berkas kasus hingga P21. Serta, mengembangkan penanganan kasus ini kepada kemungkinan terkait penyalahgunaan obat-obatan terlarang, penyebarluasan konten pornografi di media sosial, perlibatan anak-anak dalam kegiatan seksual serta penyakit menular seksual.
Baca: Pesta Homoseks Digerebek, Polres: Operasi Cipta Kondisi Jelang Ramadhan
Ia mengungkapkan, pengungkapan berbagai kasus lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender (LGBT) yang berangkat dari berbagai laporan masyarakat kepada kepolisian, merupakan tanda positif tentang kemitraan antara kepolisian dan masyarakat. Hal ini sebagai modal utama dalam pemberantasan perilaku menyimpang di masyarakat.
“Karena sejatinya perilaku LGBT merupakan ancaman terhadap ketahanan keluarga, kepribadian bangsa, kehidupan bangsa yang religius dan generasi penerus,” tandas Ketua Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia ini.*