Hidayatullah.com– Menyambut peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 tahun yang diperingati pada Sabtu (17/08/2019) ini, Partai Keadilan Sejahtera menyampaikan sejumlah kritikan lewat karya seni.
PKS menggelar pagelaran Ilustrasi Komik yang sarat akan muatan kritis terhadap pemerintah, kata Wakil Ketua Bidang Seni dan Budaya DPP PKS, Mabruri.
“Usia Indonesia yang ke-74 ini makin lucu, kita perlu panggil seniman kartun supaya merekam kelucuan itu dalam gambar. Gambar-gambar ini memiliki muatan satir yang membangun. Namanya juga partai politik, kita harus memberikan kritik-kritik membangun, ya kalau lembek-lembek aja jadi yang lain saja,” ungkap Mabruri, dalam gelaran Ngaji Budaya bertajuk “Merdekatun” di Jakarta Selatan, Jumat (16/08/2019).
Menurut Mabruri, pesan satir yang disampaikan oleh kartun dapat lebih mudah dicerna dan diterima. Sehingga gambar dianggap sebagai salah satu media penyampai pesan yang efektif.
“Misalnya gambar ini nih, ada orang pakai baju yang Islami, merumuskan Pancasila dan NKRI namun di gambar ini dia tersudutkan. Ini kan kalau disampaikan dengan bahasa tulisan akan terkesan kasar, tapi kalau melalui gambar lebih mengena, padahal ini merupakan salah satu bentuk satir juga,” sebutnya sebagaimana rilis PKS kepada hidayatullah.com.
Baca: Ketum Muhammadiyah: 74 Tahun Indonesia Harus Lebih Maju & Adil
Pendapat senada disampikan oleh Nasirun Adiwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Nasirun Purwokartun, salah seorang kartunis Indonesia yang sudah melahirkan banyak karya.
Nasirun Purwokartun merasa bersyukur dengan acara Ngaji Budaya dan Pameran Kartun yang digelar oleh DPP PKS.
“Saya bersyukur ya PKS merayakan 17-an dengan pameran kartun, ada partai yang menganggap ini sebagai seni rupa. Kedua, kita harus tahu bahwa Bung Karno selain sebagai orator, dia juga seorang kartunis, kita bisa melihat di buku ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ terdapat empat karya kartun Bung Karno yang begitu artistik,” ungkapnya.
Ipotski, kartunis yang hasil karyanya dipamerkan di Kantor DPP PKS turut menyampaikan apresiasinya.
“Kita merasa takjub, partai politik tapi berani mengadakan pameran kartun yang selama ini tidak pernah dilirik dan digarap oleh parpol, PKS ini kaya anomali di antara partai yang lain,” sebut Ipotski.
Fenomena-fenomena sosial yang ditangkap oleh gambar-gambar hasil karya empat kartunis Indonesia ini, akan dijajalkan di DPW PKS se-Indonesia.
“Kita akan membawa kartun-kartun ini ke DPW untuk dilakukan pameran serupa. Pameran dilakukan outdoor supaya lebih luas lagi masyarakat yang menerima pesan satir kami,” tutup Mabruri.*