Hidayatullah.com– Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera mengajak seluruh senator dan parlemen di dunia untuk mengecam sikap Amerika Serikat AS yang terus meretakkan solusi penyelesaian penjajahan Israel terhadap Palestina.
“Saya mengajak seluruh Parlemen di dunia untuk peduli masalah penjajahan di tanah Palestina oleh Israel yang di dukung oleh AS. Pemerintah AS tidak konsisten dan membuat ‘fractured’ solusi damai antar keduanya,” ujar Mardani dalam siaran persnya kepada hidayatullah.com, Kamis (21/11/2019).
Mardani mengakui, ia mengapresiasi Pemerintah Indonesia melalui Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi yang menolak pernyataan AS yang mendukung Israel membangun pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel kini.
“Saya mengapresiasi Kiai Ma’ruf dan Ibu Menlu yang menolak pernyataan AS karena mendukung Yahudi Israel yang terus membangun pemukiman ilegal di wilayah Palestina. Kecaman ini datang tidak dari Indonesia saja tapi Uni Eropa juga,” ujar Ketua DPP PKS ini.
Ia sekaligus mengecam sikap AS yang semakin memperkeruh situasi di wilayah timur tengah antara terkait penjajahan Israel terhadap Palestina.
“Semenjak tahun 2016, Presiden Trump semakin nampak tidak pernah menginginkan penyelesaian konflik Palestina-Israel,” sebut legislator asal Dapil Jakarta Timur ini.
Mardani mengungkapkan sikap Trump itu diperlihatkan jelas ketika tahun 2018 lalu, AS dengan sengaja membuka secara resmi kedutaan besar negara AS untuk Israel di Yerusalem (14/05/2018), dan kini malah mendukung Israel terus membangun pemukimannya di wilayah Tepi Barat Palestina.
“AS selalu konsisten untuk tidak konsisten dalam kebijakan luar negerinya, terutama yang terkait masalah konflik Timur Tengah seperti antara Palestina-Israel padahal jelas melanggar hukum internasional,” ujarnya.
Disebutkan, hampir 600 ribu warga Israel tinggal di permukiman Tepi Barat―yang dibangun Israel setelah mengambil alih wilayah itu dalam Perang Enam Hari pada 1967. Kawasan itu juga merupakan rumah bagi hampir 3 juta warga Palestina yang hidup di bawah kendali pasukan keamanan Israel, menurut Biro Pusat Statistik Otoritas Palestina. Hampir 2 juta lebih warga Palestina tinggal di Gaza―jalur sepanjang 25 mil yang dikelola oleh kelompok perlawanan Hamas dan dikenai blokade Israel-Mesir selama 12 tahun.*