Hidayatullah.com- Dua ratus lebih warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi dari Kota Wuhan, China, dampak mewabahnya virus korona. Sedangkan 7 orang WNI batal dievakuasi atas berbagai alasan.
Juru Bicara Presiden RI M Fadjroel Rachman mengatakan, pesawat evakuasi kemanusiaan sudah mendarat di Batam pada Ahad (02/02/2020).
Awalnya, sebanyak 245 WNI yang akan dievakuasi dari beberapa lokasi kota (termasuk Wuhan) di Provinsi Hubei, China.
Setibanya di Indonesia, para WNI tersebut dikarantina terlebih dahulu di Pulau Natuna.
Sesuai pernyataan Menteri Luar Negeri, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, maka dua ratus lebih WNI tersebut menjalani transit observasi di pangkalan militer TNI di Natuna yang memiliki fasilitas lengkap rumah sakit yang dikelola tim dokter dari tiga matra (AD, AU, AL).
“Semua WNI yang dijemput dalam evakuasi kemanusiaan ini dipastikan semuanya dinyatakan sehat melalui prosedur kesehatan sesuai standar WHO (World Health Organization),” ujar Fadjroel dalam keterangannya kepada media diterima hidayatullah.com, Ahad pagi jelang siang.
Namun demikian, dalam perkembangan, sebanyak 7 orang WNI yang direncanakan kembali ke Indonesia pada hari ini, gagal berangkat, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Sebanyak 238 yang datang, menurut data. Nanti saya cek ulang, karena yang mestinya hadir di sini 245 orang,” ujar Menteri Kesehatan, Terawan saat dijumpai di Natuna, Kepulauan Riau, Ahad (02/02/2020) dikutip Antaranews.com pada pukul 14.31 WIB.
Menurut Menkes, sebanyak 4 orang menyatakan diri tidak mau berangkat ke Indonesia sebab merasa lebih nyaman di China. Mereka yang batal berangkat itu sudah membuat pernyataan tidak ingin berangkat bersama WNI lainnya ke Indonesia.
“Dia lebih kerasan, meskipun kita sudah tawarkan semua,” sebut Menkes Terawan.
Lalu, sebanyak 3 orang lainnya dinyatakan tidak lolos pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pemerintah China.
Menurut Menkes Terawan, pemerintah China melakukan tiga rangkai tahapan pemeriksaan kesehatan yang harus dilalui WNI sebelum dapat meninggalkan China.
“Dan itu membuat kita merasa nyaman bahwa yang berangkat ke sini sudah dipastikan pemerintah China adalah orang sehat,” ujar Menkes Terawan.
Meskipun demikian, berdasarkan peraturan, setelah WNI tersebut mendarat di Indonesia, Kemenkes harus memastikan kembali kondisi mereka.
“Saya yang memastikan sehat betul atau tidak, standar sama atau tidak, itu kegiatan cek dan ricek sesuai standar WHO,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Kementerian Luar Negeri RI, sebanyak total 243 orang yang berhasil dikembalikan ke Indonesia oleh Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia.
Mereka terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami WNI), serta 5 anggota Tim Aju KBRI Beijing. “Keseluruhan penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna,” dikutip dari website resmi Kemlu.go.id pada Ahad (02/02/2020).
Disebutkan, sesuai protokol kesehatan, semua penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan China maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan.
Hal itu dilakukan dalam memastikan semua penumpang dalam keadaan sehat.
Ketika transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, semua penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan dinyatakan seluruhnya dalam kondisi sehat.
Menurut Kemlu, dalam proses menjelang kepulangan, terdapat 4 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di China karena alasan keluarga dan 3 WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang.
“KBRI Beijing terus menjalin komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan berkoordinasi dengan pihak asrama universitas serta otoritas RRT untuk memastikan kondisi dan kebutuhan yang mereka perlukan. Kemlu juga telah menghubungi keluarga masing-masing di Indonesia,” sebut keterangan Kemlu.
Setiba di Natuna, para penumpang menjalani proses observasi selama 14 hari di Lanud Raden Sadjad.
“Kementerian Kesehatan, TNI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menyiapkan fasilitas umum dan kesehatan untuk keamanan dan kenyamanan bersama,” sebutnya.*