Hidayatullah.com– Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin saat membuka Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII mendorong umat Islam agar menyusun strategi perjuangan ke depan. Wapres juga mendorong umat Islam agar menjadikan ulama sebagai panutan.
“Kongres umat Islam ini harus mampu mengurai dan mencarikan solusi umat Islam atas berbagai masalah yang menyangkut umat, bangsa dan negara, serta mampu menghasilkan komunikasi dan mampu mewujudkan kualitas umat Islam yang terbaik,” ujarnya pada pidato pembukaan KUII VII di Hotel Novotel, Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Rabu (26/02/2020) malam.
Wapres juga menyampaikan bagaimana MUI dalam kongres itu bisa merumuskan rekomendasi yang bersifat solutif.
“Dalam kesempatan ini saya ingin mendorong agar Kongres Umat Islam VII ini dapat merumuskan rekomendasi dan program yang solutif sifatnya,” ujarnya.
Wapres menekankan pentingnya Indonesia menyusun strategi perjuangan umat ini. “Saya juga mengharapkan Kongres Umat Islam ini dapat menyusun strategi perjuangan umat Islam,” harapnya.
Wapres juga berharap MUI lewat kongres tersebut dalam menggerakkan kepemimpinan umat ke depan.
“Kongres Umat Islam ini akan bertujuan menggerakkan kepemimpinan umat secara solutif dengan menjadikan ulama sebagai panutan,” imbuhnya.
“Sehingga mampu mengarahkan dan memimpin umat Islam agar lebih aktif dalam mengisi dan mewarnai kehidupan bangsa dan negara ini,” sambungnya.
Wapres mengatakan pentingnya memperoleh kepercayaan sehingga bisa diberdayakan.
“Bagaimana kita membangun umat ini agar memperoleh pemberdayaan, sehingga kita tidak lagi dianggap tidak mampu, karena kita bisa,” ungkapnya.
Wapres mendukung sepenuhnya kongres umat Islam tersebut.
“Kita harus merapatkan barisan, bersinergi untuk membangun umat bangsa dan negara, agar Indonesia makin maju dan sejahtera, dalam berbagai dimensi, minimal pendidikan, perekonomian,” ujarnya.
Baca: Gubernur Bangka Belitung: Muslim Mayoritas, Kerukunan Terus Terjaga
Sebagaimana diketahui bersama, kata Wapres, visi Indonesia ke depan adalah Indonesia maju, Indonesia yang sejahtera. “Indonesia yang tidak hanya pada posisi middle income country tapi berubah nantinya jadi high income country,” imbuhnya.
Menurut Wapres, saat ini Indonesia sudah dibilang negara maju. Justru katanya pemberian predikat negara maju ini harus mendorong semua pihak supaya pendapatan bangsa ini lebih besar.
“Jangan sampai kata orang itu antara nama dan kenyataan itu tidak cocok, namanya negara maju pendapatannya masih rendah,” ujarnya.
Terakhir, ia mengatakan pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berkeadilan, sehat, cerdas, produktif, memiliki daya saing, berakhlak mulia, dan memiliki komitmen kebangsaan yang kuncinya terletak pada pendidikan.
“Bangsa Indonesia yang produktif yaitu yang dapat menghasilkan suatu yang besar, upaya-upaya yang dilakukan harus menghasilkan dampak yang besar bagi umat bangsa negara,” tutupnya.
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7 diselenggarakan pada 26-29 Februari 2020 di Bangka Belitung. Acara yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini dihadiri tidak kurang 800 peserta. Terdiri dari pengurus MUI Pusat hingga daerah, ormas-ormas Islam, perguruan tinggi, pondok pesantren, dan pemangku kebijakan lainnya.* Azim Arrasyid
Laporan ini terlaksana atas kerjasama Dompet Dakwah Media