Hidayatullah.com– Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengatakan bahwa akses sekolah untuk anak-anak harus terpenuhi.
“Pendidikan itu kan rumusnya, satu; urusan akses gimana caranya seluruh anak-anak ini bisa sekolah atau bisa kuliah,” ujar Muhammad Nuh yang juga menjadi pemateri pada Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat, (28/02/2020).
M Nuh mengatakan, akses saja tidak cukup kalau sekolah tidak lengkap jenjangnya dan dananya tidak terjangkau.
“Akses itu bisa didapat kalau sekolahnya ada, perguruan tingginya ada, pondoknya ada. Tapi itu saja tidak cukup, tapi dana terjangkau. Meskipun sampeyan tinggal di sebelah kampus, tetapi kalau bayarnya nggak mampu, sama aja,” ujarnya.
M Nuh mengatakan, selain anak-anak bisa sekolah dan kuliah, maka harus bagus pula kualitasnya. Persoalan akses dan persoalan kualitas termasuk di dalamnya relevansi. Oleh karena itu, katanya, kalau umat Islam atau siapapun mau membangun dunia pendidikan, maka harus punya standar, ada akses, biaya terjangkau, dan berkualitas.
“Ketersediaan sekolahnya ada, keterjangkauan pembiayaan dan kualitas dari sekolah itu. Begitu kita masuk di kualitas maka ada yang namanya kurikulum,” terangnya.
“Kurikulum itu bukan sekadar daftar mata pelajaran saja, tapi kurikulum itu ada isi, ada proses pembelajarannya, ada evaluasi dan ada output-nya. Itu namanya kurikulum,” ujarnya menambahkan.
Rupanya, tambahnya lagi, itu saja masih tidak cukup.
“Ada namanya tenaga pendidik, kependidikan gurunya kayak apa, ada sarana prasarana, termasuk cyber atau digital, termasuk juga ada tata kelola,” jelasnya.*Azim Arrasyid
Laporan ini terlaksana atas kerjasama Dompet Dakwah Media