Hidayatullah.com– Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris meminta agar formulasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta diperkuat.
Permintaan itu menyusul terjadinya perlambatan kasus Covid-19 di provinsi yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan itu.
Perlambatan kasus Covid-19 itu, menurut Fahira, mesti disusul dengan penguatan PSBB agar kasus Covid-19 dapat betul-betul tak ada lagi.
“Jika kasus positif Covid-19 di Jakarta melambat artinya kita harus semakin disiplin. Ini agar ke depan benar-benar tidak lagi ditemukan kasus baru. Melambatnya kasus di DKI, juga harus menjadi momentum bagi Pemerintah untuk semakin memperkuat formulasi PSBB,” ujar di Jakarta, Selasa (28/04/2020) kepada hidayatullah.com dalam pernyataannya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo setelah rapat terbatas yang disiarkan di akun Youtube Sekretariat Kabinet, Senin (27/04/2020) menyebut kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta mengalami perlambatan pesat.
Doni menyebut, saat ini angka kasusnya sudah datar atau flat. Capaian ini tentu kabar baik dalam upaya kita bersama memutus rantai penularan Covid-19.
Akan tetapi, capaian ini sejatinya harus menjadi penambah semangat bagi semua pihak terkait agar terus disiplin, patuh, dan taat terhadap segala aturan PSBB dan protokol kesehatan Covid-19.
Sekaligus kata Fahira, menjadi momentum untuk lebih memperkuat formulasi kebijakan PSBB.
Terjadinya pelambatan secara signifikan kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta, katanya, harus menjadi bahan evaluasi bagi semua para pemangku kepentingan percepatan penanganan Covid-19 baik yang ada di Pusat maupun daerah.
Evaluasi ini bertujuan untuk memperkuat lagi berbagai formulasi kebijakan, agar ke depan kasus positif Covid-19 tidak hanya flat atau landai, namun juga mampu menembus nol kasus.
Fahira berharap dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia bisa mengikuti capaian beberapa negara lain yang mengalami kemajuan signifikan dalam penangangan Covid-19.
Sejumlah negara seperti Selandia Baru, sebutnya, melaporkan bahwa telah mampu menghentikan penyebaran Covid-19 dan mulai membuka sejumlah kegiatan bisnis, fasilitas pendidikan, dan kesehatan.
Kemajuan katanya juga telah diperoleh Malaysia yang melaporkan bahwa kebijakan karantina wilayah mereka berhasil menghambat penyebaran virus corona jenis baru itu, di antaranya yaitu tidak ada korban meninggal dunia sejak 26 April 2020.
Sedangkan Vietnam sebutnya telah melonggarkan kebijakan social distancing atau jaga jarak pada pekan ini. Keputusan itu diambil Vietnam setelah tak ada kasus baru Covid-19 selama 6 hari berturut-turut dan tidak ada kasus meninggal.
Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR ini berharap semoga kebijakan PSBB di Indonesia mampu membawa kepada sebuah titik kepastian, seperti yang telah dialami beberapa negara di dunia.
“Tetapi tentunya sebuah kebijakan dalam hal ini PSBB terlebih pada kondisi seperti ini harus terus dievaluasi dan diperkuat,” ujarnya.
Pada prinsipnya, menurut Fahira, kebijakan yang diambil dan implementasinya di lapangan kecepatannya harus mampu mendahului kecepatan penyebaran virus ini. Karena hanya dengan begitu kita bisa menang melawan virus ini.*