Hidayatullah.com- Menyusul sejumlah bencana alam yang terjadi di berbagai daerah belakangan ini, warga masyarakat didorong untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap para korban. Pada sisi lain, jelang bulan suci Ramadhan, umat Islam diharapkan tetap bersemangat menyambut kedatangan bulan puasa tersebut.
“Ungkapan keprihatinan dan simpati yang mendalam atas musibah gempa di Kabupaten Malang dan sekitarnya Sabtu siang yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan rumah, bangunan masjid dan beberapa fasilitas umum lainnya,” ujar Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammad Fuad Nasar dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (10/04/2021) malam diterima hidayatullah.com.
Fuad Nasar mengajak kaum Muslimin pada khususnya agar membantu warga terdampak bencana alam. “Sebagai ikhtiar manusiawi, mari bergotong royong, membantu dan menolong saudara-saudara kita yang ditimpa musibah di wilayah Kabupaten Malang dan daerah lainnya di Tanah Air,” ujarnya mengajak.
Semoga, kata dia, warga tetap tabah dan mengembalikan segala sesuatu pada kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala yang bisa menahan segala bencana.
“Musibah dan bencana yang terjadi di beberapa tempat di negara kita dalam waktu terakhir ini diharapkan tidak mengurangi kegembiraan ruhaniah umat Islam menyongsong bulan suci Ramadhan dan ibadah puasa tahun ini.
Justru hendaknya ibadah Ramadhan yang akan dijalankan lebih khusuk dan dimaknai lebih mendalam sebagai manifestasi iman dan cinta kepada Ilahi,” pungkasnya.
Sebelumnya sebagaimana diketahui, gempa dengan magnitudo (M)6,1 berdampak pada kerusakan bangunan rumah di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Timur. Data BNPB hari ini, Sabtu (10/04/2021), pukul 20.00 WIB, lebih dari 300 rumah rusak dengan tingkatan berbeda, dari ringan hingga berat.
BNPB menghimpun sejumlah data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Jawa Timur (Jatim) dengan total rumah rusak berat (RB) berjumlah 11 unit, rusak sedang (RS) 194 dan rusak ringan (RR) 126. Catatan sementara, 13 unit rumah rusak namun belum ditentukan kategori tingkat kerusakan. Sedangkan sejumlah kerusakan fasilitas umum, antara lain sarana Pendidikan 11 unit, kantor pemerintah 7, sarana ibadah 6, RSUD 1, dan pondok pesantren 1.
Sedangkan korban meninggal dunia, BNPB masih menunggu verifikasi data dari BPBD. Data meninggal dunia berjumlah 7 jiwa, luka berat 2, dan luka ringan 10. Korban meninggal dunia di Kabupaten Malang 3 jiwa, Lumajang 2 dan di wilayah perjalanan Lumajang – Malang 2.
“Korban luka-luka teridentifikasi di wilayah Kabupaten Lumajang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resminya.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Lumajang menginformasikan adanya titik pengungsian di Desa Kali Uling, Kecamatan Tempur Sari. BPBD masih melakukan pendataan jumlah warga mengungsi di lokasi pengungsian.
Catatan dari BPBD Kabupaten Lumajang, kerusakan rumah teridentifikasi di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Tempursari (Desa Kaliuling, Desa Tempursari dan Desa Pundungsari), Pronojiwo (Desa Tamanayu, Desa Sidomulyo, Desa Supiturang, Desa Oro Oro Ombo), Pasirian (Desa Gondoruso, Desa Condro), Gucialit (Desa Tunjung, Desa Kertowono, Desa Pakel), Pasrujambe (Desa Pasrujambe), Senduro (Desa Argosari, Desa Wonocempokoayu), Yosowilangun (Desa Kebonsari), Tekung (Desa Tukum).
BPBD Kabupaten Malang melaporkan sementara 97 unit rumah rusak. Sebagian besar rumah rusak pada kategori rusak sedang.
Dari Blitar, BPBD melaporkan rumah RB 6 unit, RS 85, dan RR 111. Selain itu, kerusakan terjadi pada rumah sakit 1 unit, sekolah 5, tempat ibadah 2, dan kantor 3.
BPBD Kabupaten Jember melaporkan kerusakan rumah dengan kategori RB 3 unit, RS 11, dan RR 14. “Sedangkan ada 1 unit masjid rusak sedang,” ujarnya.
BPBD Kabupaten Trenggalek menginformasikan sekitar 13 unit rumah rusak dengan kategori ringan hingga berat. Sedangkan kerusakan fasilitas umum lainnya terdiri dari pondok pesantren 1 unit, sarana pendidikan 2, tempat ibadah 2, dan kantor 3.
BPBD Kota Malang mencatat rumah RB 2 unit dan RS 1.
BPBD Kota Kediri melaporkan gedung IIK Baktiwiyata rusak ringan. Demikian juga di Kabupaten Pasuruan, 1 unit tempat ibadah rusak. Sedangkan di Kabupaten Gresik, BPBD melaporkan rumah RR 1 unit. “BNPB terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan BPBD yang wilayahnya terdampak gempa M6,1,” ujarnya.*