Hidayatullah.com–Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban meminta pemerintah untuk menerapkan lockdown. Hal itu diambil menyusul lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta dan Kudus, Jawa Tengah.
Kata lockdown yang dimaksud Prof Zubairi sebagai pengganti istilah Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Sebab menurutnya kata lockdown lebih tegas.
“Didasari melonjaknya kasus Covid-19 dan rawat inap, saya merasa Indonesia butuh istilah baru sebagai ganti PPKM Mikro. Saya rekomendasikan kata lockdown saja agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius, meski isi konten kebijakannya tidak jauh beda dengan PPKM,” ujar Prof. Zubairi dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip Hidayatullah.com, Selasa (15/06/2021).
Dokter yang akrab disapa prof. Beri itu mengatakan istilah ‘lockdown’ perlu digunakan, untuk mengubah gaya bahasa baru pemerintah yang menegaskan ke masyarakat bahwa kasus Covid-19 di Indonesia perlu jadi perhatian serius.
Dengan mengganti istilah PPKM menjadi lockdown ini, kata Prof. Zubairi, pemerintah tetap bisa menerapkan aturan yang sama dengan sebelumnya. Namun penggunaan lockdown, diyakini akan mendapat tanggapan serius oleh masyarakat.
Apalagi kata Prof. Beri, lonjakan kasus Covid-19 di Kudus dipengaruhi varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India. Varian ini lebih cepat menular, dari satu orang bisa menginfeksi 5 orang sekaligus.
“Bukan hanya varian baru, kasus Covid-19 pasca lebaran, kasus yang tidak terdeteksi lewat tes juga pengaruhi lonjakan kasus Covid-19,” kata Profesor Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.
Untuk mengendalikan kasus Covid-19 tidak semakin parah, maka yang harus dilakukan adalah menerapkan kebijakan dan aturan yang dibuat dengan sebenar-benarnya dan tegas.
“Karena kan yang sudah-sudah kebijakan aturannya sudah bagus, tapi kenyataan di lapangannya atau praktiknya yang enggak bagus,” pungkas Prof. Beri.*