Hidayatullah.com — Rais Syuriyah PBNU, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha mengajak masyarakat Indonesia untuk terus menjaga sifat syukur terhadap segala ujian yang telah diberikan oleh Allah SWT, terlebih Allah masih jaga hingga semua baik-baik.
“Kita sebagai makhluk sosial, bisa beda pendapat dan macam-macam itu bisa terjadi gesekan ekstrem. Tetapi alhamdullilah, kita masih dijaga Allah SWT, sehingga kita semuanya bisa baik-baik saja,” ujar Gus Baha dalam Sholawat Nariyah dan doa untuk keselamatan bangsa dari wabah hari ke-13 yang disiarkan secara langsung di YouTube TVNU, seperti dikutip Hidayatullah.com, Kamis (08/07/2021).
Gus Bahas menyampaikan kenikmatan yang diberikan Allah SWT jelas tidak bisa dihitung jumlahnya. Dengan begitu dia berharap semuanya tenang dan tetap bersyukur.
“Ujian masih bisa terhitung, kalau nikmat tidak bisa dihitung. Dengan adanya ujian ini kita akan jadi lebih baik dan bermartabat. Saya mohon semuanya jangan panik, lepas kendali, tetapi kita terus bersyukur,” katanya.
“Semoga Allah SWT menolong musibah-musibah yang kita hadapi. Sehingga musibah-musibah menjadi lebih ringan,” sambungnya.
Gus Baha menambahkan jika saat ini doa belum dapat di kabulkan, doa tersebut akan menjadi wujud kehambaan umat Islam terhadap Allah SWT. Sehingga perlu untuk menjaga rasa solidaritas kepada sesama umat di masa pandemi Covid-19.
“Semoga dengan adanya pelajaran ini kita masih mengingat bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan jangan juga berfikir seakan-akan kita di dunia tidak memiliki nikmat. Jaga rasa empati dan rasa sosial kepada sesama yang InsyaAllah akan dianugerahi Allah SWT,” tuturnya.
Selain itu, Gus Baha membeberkan selain virus Covid-19 ada banyak masalah besar lain yang mengancam umat manusia. Dia mencontohkan ada benda-benda langit seperti meteor, yang jika jatuh ke bumi, maka umat manusia binasa.
Begitupun dengan di bawah tanah, tempat umat manusia berpijak ada magma yang jika runtuh, serta longsor secara bersamaan mengakibatkan hancurnya umat manusia.
Untuk itu Gus Baha mengingatkan jangan hanya karena pandemi Covid-19, kehidupan lantas menjadi masalah yang tiada henti. Sikap seperti itu kurang bersyukur atas nikmat Allah SWT.
“Jangan karena gara-gara pandemi, maka Indonesia ini hanya masalah saja. Sudah ada masalah, kita lupa sama Allah juga. Gak ada syukurnya, ngeluh terus. Makanya rasa syukur kepada Allah itu dijaga,” pintanya.
Salah satu bentuk syukur kepada Allah, kata dia lagi, adalah berdoa. Dengan berdoa, maka terjadi hubungan antara manusia dengan penciptanya, sehingga terhindar dari bahaya.*