Hidayatullah.com — Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional 2021, Partai PKS menggelar Webinar dan Focus Grup Discusion (FGD) pada Rabu (14/07/2021) lalu. Dengan tema “Saatnya Menjadi Orang Tua”
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyatakan bahwa diskusi publik lewat virtual bekerjasama dengan Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional dan Hari Anak Nasional sebagai bentuk tanggung jawab moral maupun konstitusional, juga menjaga keluarga dan masa depan generasi bangsa.
Keluarga adalah pondasi kemajuan bangsa karena darinya lahir generasi yang akan menentukan masa depan bangsa. Jika keluarga kokoh, orang tua tidak hanya memenuhi kebutuhan materi anak, tapi juga menanamkan nilai dan membentuk karakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, maka bangsa ini akan kuat.
“Sebuah bangsa akan kokoh dan kuat jika generasinya kuat. Generasi kuat dan kokoh lahir dari keluarga yang kuat dan kokoh pula. Sebaliknya, jika keluarga rapuh, anak bangsa juga pasti akan rapuh,” ujar Zajuli dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/07/2021).
Anggota Komisi I DPR Dapil Banten ini berpesan agar orang tua benar-benar berperan menjadi orang tua seutuhnya sehingga mampu membentuk generasi yang memiliki orientasi yang benar. Sesibuk apapun orang tua, jangan sampai lupa tugas dan tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dalam mendidik dan menanamkan nilai.
“Atas dasar itulah, Fraksi PKS DPR RI mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga Indonesia, agar generasi Indonesia ini memiliki orientasi kebangsaan, intelektual, moral, sosial dan keagamaan yang kokoh. Sehinga bangsa ini akan menjadi besar dan bisa bersaing dengan bangsa lain,” pungkas Jazuli
Di kesempatan yang sama, Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Aljufri, menekankan pentingnya pengokohan peran keluarga terlebih lagi di masa pandemi yang kini melanda bangsa Indonesia. Menurut Salim keberhasilan pembangunan ditentukan dari kemampuan keluarga melahirkan generasi yang berkualitas.
“Kita menghadapi peluang bonus demografi pada tahun 2030-2040 dimana proporsi penduduk produktif akan melimpah, diprediksi lebih dari 64 persen. Peluang itu akan bermakna kalau dikelola dengan baik, tapi akan menjadi masalah besar kalau gagal mengelolanya dan itu berangkat dan bermuara pada peran keluarga selain institusi pendidikan,” ungkap Salim.
Menteri Sosial periode 2009-2014 ini mengatakan pemerintah harus hadir dengan intervensi kebijakan yang membangun keluarga Indonesia agar menjadi keluarga yang kuat dan tangguh dalam melahirkan generasi yang berkualitas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual.
Hal itu tidak mudah, lanjutnya, karena keluarga Indonesia memiliki rentang disparitas yang lebar. Soal pembelajaran jarak jauh saja menjadi masalah serius bagi sebagian besar keluarga terutama bagi masyarakat miskin, marginal, pinggiran, pelosok yang tidak terjangkau akses teknologi dan tidak memiliki kemampuan ekonomi.
“Kita butuh desain dan konsep pembangunan keluarga yang komprehensif agar seluruh keluarga terberdaya di tengah lebarnya disparitas ekonomi, pendidikan, daya dukung lingkungan, dan keterbatasan-keterbatasan yang ada, apalagi di tengah pandemi ini,” tukas Salim Segaf.
Acara dilakukan secara daring melalui zoom meeting yang dibuka dengan Keynote Speech oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri. Dan menghadirkan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo; Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat kementrian PPA Indra Gunawan; Anggota Komisi IX F-PKS DPR RI Kurniasih Mufidayati, Ketua I Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, serta Psikolog Irma Gustiana Andriani.