Hidayatullah.com — Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan penunjukan Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam Erywan Yusof sebagai utusan khusus (special envoy) untuk Myanmar sudah dilakukan dengan sangat terbuka dan waktu yang cukup panjang.
Retno menjelaskan dalam hal ini, Indonesia sudah menyampaikan prinsip-prinsip yang harus dihormati untuk menyelesaikan masalah di Myanmar. Dia membeberkan Demokrasi penting untuk ditegakkan kembali di Myanmar dan keselamatan serta kesejahteraan rakyat Myanmar penting untuk terus dijadikan prioritas.
“Menunjuk Menlu dua Brunei sebagai utusan khusus untuk Myanmar adalah langkah yang bagus. Tapi harus ada ratusan bahkan ribuan langkah lagi untuk ke depannya,” ujar Retno saat press briefing dari Washington D.C. Rabu (04/08/2021).
Retno menuturkan pentingnya pemberian akses untuk utusan khusus. Tanpa akses, utusan khusus sulit melakukan tugasnya. Utusan khusus harus melakukan kunjungan ke Myanmar dan melakukan dialog ke semua pihak.
“Indonesia mengharapkan kemajuan kerja dari utusan khusus. Dan kemajuan kerja ini dapat dilaporkan di pertemuan ASEAN Ministrial Meeting (AMM) pada September mendatang,” terangnya.
Isu kemanusiaan yang terjadi di Myanmar ditegaskan Retno, Indonesia terdepan mendorong bantuan ke negara tersebut. Bantuan ini harus menjangkau ke semua rakyat yang memerlukannya.*