Hidayatullah.com — Lembaga Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (LDK MUI) Pusat menggelar Diklat Nasional Kristologi ke-6 dan Penganugerahan LDK Award ke-1 bertajuk “Meneguhkan Komitmen, Menjaga Aqidah Umat dari Pemurtadan dan Aliran Sesat”. Acara yang bertempat di Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN, Setu, Bekasi, Jawa Barat ini dihadiri oleh ratusan peserta, baik dari kalangan ulama, pembina mualaf, maupun perwakilan organisasi Islam.
Dalam sambutannya, Ketua LDK MUI Pusat, Dr Abu Deedat Syihabudin mengatakan, salah satu tugas LDK adalah menjaga umat dari aliran sesat dan menangkal pemurtadan. “Saat ini program pemurtadan di tengah umat masih terus berjalan luar biasa,” ujarnya.
Abu Deedat Syihabudin mengatakan, dibuatnya kegiatan diklat ini dalam rangka membekali para dai untuk dapat menangkal pemurtadan di tengah umat. Sekjen MUI Pusat, Dr Amirsyah Tambunan, MA yang membuka acara menegaskan hal yang sama.
Katanya, menangani agenda pemurtadan itu harus secara struktur dan sistematik. “Perlu dilakukan sinergi kelembagaan dan upaya langkah ekonomi, sebab pemurtadan juga sering kali masuk dengan motif ekonomi,” ulasnya di hadapan ratusan peserta Diklat.
Ia juga mengharapkan, agar setelah Diklat ini perlu disusun rencana tindak lanjut. “Jangan hanya berhenti pada Diklat, tapi harus ada upaya-upaya lanjutan yang dikoordinasikan oleh LDK,” imbuhnya.
Dalam Diklat yang digelar dua hari ini (sejak tanggl 2-3 Oktober), hadir sebagai pembicara KH Muhyidin Junaidi (Dewan Pertimbangan MUI Pusat), Abu Deedat Syihabudin, dan Ustadz M Fadzlan Rabbany Garamatan (Dai Pedalaman/Presiden AFKN).
Penghargaan untuk Lembaga dan Keluarga Mualaf
Dalam pembukaan acara tersebut juga diberikan penganugerahan LDK Award Pertama kepada lembaga-lembaga pembina mualaf dan kelurga mualaf. Menurut ketua panitia, Epen Supendi, M.Si, penganugerahan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi LDK MUI Pusat kepada lembaga dan keluarga mualaf.
“Mereka telah berdedikasi dalam merawat aqidah umat,” ujarnya.
Dalam data panitia, ada 25 lembaga mualaf yang menerima penganugerahan, di antaranya: Al-Fatih Kaaffah Nusantara, Pesantren Mualaf Center An-Naba, Tim FAKTA, Mualaf Center Indonesia, dan beberapa lainnya. Sementara itu, ada 28 keluarga mualaf yang menerima penganugerahan, di antaranya Ahmad Kainama, Agus Tan, Jarudin Saragih, Saroni Paulus Ariantje, dan beberapa orang lainnya.
Epen bersyukur acara yang rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun ini mendapatkan antusias yang positif dari para ulama, aktivis Islam, dan keluarga mualaf. “Ini mengisyaratkan bahwa sesungguhnya para ulama bersatu padu dalam upaya menghindari kristenisasi dan aliran sesat,” paparnya.
Terakhir, Epen menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN yang telah menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Diklat ini. “Alhamdulillah, berkat dukungan dari tuan rumah Ustadz Fadzlan Garamatan, acara ini dapat berlangsung dengan baik,” ujarnya.*