Hidayatullah.com— KBRI Kairo bekerja sama dengan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir menyelenggarakan acara wisuda dan apresiasi prestasi bagi mahasiswa Indonesia lulusan Universitas Al-Azhar di Al-Azhar Conference Center, pada hari Senin, 1 Nopember 2021. Acara wisuda dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Acara wisuda ini turut dihadiri Wakil Grand Sheikh Al-Azhar, Prof. Dr. Mohamed Abd El-Rahman Mohamed el-Dawiny dan Duta Besar RI, Lutfi Rauf.
Acara wisuda ini diikuti 345 alumni yang terdiri 209 laki-laki dan 169 perempuan dan wisudawan. Tidak sekadar warga Indonesia, peserta wisuda juga meliputi beberapa mancanegara seperti India, Singapura, Malaysia, dan lainnya.
Menurut PPMI, jumlah tersebut tidak diikuti seluruh mahasiswa Indonesia yang telah selesai dalam akademiknya di Al-Azhar. Hal ini terjadi karena beberapa alumni yang sudah pulang ke Indonesia terlebih dahulu.
Dalam acara ini, Ahsan Ulil Albab, Presiden PPMI Mesir 2021-2022 juga ikut meramaikan acara sebagai peserta wisudawan. Dirinya memimpin seluruh peserta wisuda untuk mengikrarkan janji wisudawan dan wisudawati di depan para masyaikh dan tamu undangan.
Acara wisuda juga dihadiri Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Dalam pidatonya, Yaqut menyatakan bahwa Timur Tengah khususnya al-Azhar masih menjadi primadona untuk mendalami ilmu agama Islam, dalam pandangan masyarakat Indonesia. Mantan Anggota DPR ini juga memberikan bukti dari banyaknya minat pendaftar ke Universitas al-Azhar Mesir yang melebihi 5000 peserta.
Yaqut mengajak alumni al-Azhar Mesir untuk meningkatkan kontribusinya dalam menyebarkan agama Islam yang menjadi rahmat untuk seluruhnya. “Kami dari Pemerintah Indonesia berharap kepada lulusan al-Azhar agar mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada masyarakat Indonesia secara komprehensif dan moderat,” ujarnya.
Ia juga mengharapkan alumni al-Azhar mampu mengembangkan dan membantu Indonesia dari segi pengetahuan. “Tidak hanya mempromosikan kepada masyarakat supaya belajar di Universitas al-Azhar Mesir. Akan tetapi menjadikan Indonesia sebagai rujukan dalam ilmu pengetahuan sebagaimana al-Azhar Mesir,” pungkas Yaqut.*