Hidayatullah.com– Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyebutkan, tersangka Farid Ahmad Okbah (FAO) dan Ahmad Zain An-Najah (AZ) tidak berperan secara teknis dalam mengumpulkan dana bagi jaringan Jamaah Islamiyah (JI) lewat Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).
Menurut Densus 88, FAO dan AZ disebut berperan sebagai Dewan Syariah LAZ BM ABA yang memberikan petunjuk dan arahan terhadap kelompok dalam operasional yayasan kepada pelaku teknis yang telah ditangkap tahun lalu.
“Ketua BM ABA yang ditangkap FS (Fitria Sanjaya) tadi ya. FS itu dalam strukturnya meminta petunjuk dan laporan kepada FAO dan ZA. Dia meminta petunjuk dan bagaimana, apalagi yang harus dikerjakan dan seterusnya,” ujar Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88, Kombes Aswin Siregar kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/11/2021).
Penyidik, masih kata Densus 88, tidak menemukan barang bukti berupa uang tunai yang diduga berkaitan dengan pendanaan jaringan tersebut saat menangkap FAO dan AZ. Akan tetapi, menurutnya, keterlibatan kedua sosok yang dikenal itu telah didasari oleh alat bukti yang cukup.
“Barang bukti yang disita dari rumah tidak ada dalam bentuk uang. Jadi apa yang menjadi keyakinan penyidik dengan 28 keterangan yang telah dikumpulkan dari para tersangka yang diperiksa sebelumnya dan dokumen-dokumen yang kami temukan dalam pemeriksaan itu yang menjadi bukti permulaan,” sebutnya dikutip Cnnindonesia.com.
Penyidik saat ini sedang melakukan pendalaman terkait cara-cara teknis bagi Dewan Syariah memberi petunjuk bagi pejabat struktural di LAZ BM ABA.
“Kami belum bisa membuka bagaimana seorang ketua BM ABA itu yang melaporkan dan memberikan laporan atau meminta petunjuk kepada Dewan Syariah karena ini masih bahan pemeriksaan yang sekarang sedang dilakukan,” imbuhnya.
Setidaknya Densus 88 sudah menangkap 14 orang yang berkaitan dengan yayasan LAZ BM ABA, hal ini kata polisi merupakan mekanisme pendanaan jaringan,
Menurut Aswin tak menutup kemungkinan Densus 88 bakal melakukan penangkapan lagi ke depannya. Bahkan bisa saja orang yang tertangkap bakal membuat publik geger. “Ini masih banyak lagi sebenarnya. Nanti mungkin, kita tidak mau berandai-andai, bahwa kalau ada penangkapan selanjutnya, nanti akan mengejutkan lagi, ‘siapa lagi nih orangnya?'” sebutnya.
Densus 88 juga menyatakan FAO dan AZ tidak terlibat langsung dalam pengumpulan dana melalui LAZ BM ABA. Berdasarkan hasil pemeriksaan mereka berperan memberikan pandangan kepada Fitria Sanjaya selaku pimpinan LAZ BM ABA terkait hal yang harus dilakukan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, mereka berperan memberikan pandangan kepada Fitria Sanjaya selaku pimpinan LAZ BM ABA terkait hal yang harus dilakukan.
“FS (Fitria Sanjaya) itu dalam strukturnya meminta petunjuk dan laporan kepada FAO dan ZA. Dia meminta petunjuk dan bagaimana, apalagi yang harus dikerjakan dan seterusnya,” kata Aswin dikutip Voi.id.
Tidak terlibatnya FAO dan AZ soal pendanaan karena tidak ada bukti yang menguatkan. Sedangkan dari keterangan tersangka teroris sebelumnya, FAO dan AZ disebut hanya sebagai dewan syuro, kata polisi.
“Barang bukti yang disita dari rumah tidak ada dalam bentuk uang cash. Jadi apa yang menjadi keyakinan penyidik dengan 28 keterangan yang telah dikumpulkan dari para tersangka yang diperiksa sebelumnya dan dokumen-dokumen yang kami temukan dalam pemeriksaan itu yang menjadi bukti permulaan,” sebut Aswin.
Densus 88 bakal terus mendalami perihal pola pemberian petunjuk yang kata polisi dilakukan FAO dan AZ. Menurut polisi keterlibatan mereka sebagai dewan syuro dalam menentukan pemimpin JI.*