Hidayatullah.com—Juru Bicara Kementrian Luar Negri RI Teuku Faizasyah menyebut Indonesia tidak mengakui Taliban sebagai Pemerintah Afghanistan yang sah. Dia menyebut hal itu telah menjadi posisi Indonesia sejak Taliban mengambilalih kekuasaan hingga sekarang.
Dalam jumpa pers Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan dan Pelindungan WNI di Kemlu RI, Jakarta, Faizasyah menekankan bantuan yang diberikan oleh Indonesia pada 9 Januari lalu tidak berkaitan dengan pengakuan RI terhadap Taliban.
“Banyak yang menanyakan, apakah dengan adanya [bantuan] kemanusiaan kita di Kabul, apakah itu identik dengan pengakuan terhadap Taliban? Kami ingin kembali menggarisbawahi bahwa hingga sekarang, tidak ada satupun negara yang mengakui pemerintahan saat ini di Afghanistan,” ucap Faizasyah kepada wartawan, Kamis (13/1/2022).
Seperti diketahui, Taliban mengambil alih kekuasaan Afghanistan dari Rezim Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani pada 15 Agustus 2021. Memasuki bulan kelima kekuasaan mereka, banyak negara dunia masih kukuh untuk menolak Taliban sebagai pemerintahan yang sah.
“Namun di sisi lain, hampir semua negara melakukan engagement (kontak) dengan pihak Taliban, termasuk di dalam hal inilah negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa,” ucap Faizasyah.
Bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan yang dikirim oleh Indonesia, ujarnya, menjadi salah satu bentuk engagement.
Dalam kesempatan yang sama, dilansir oleh Kumparan, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Abdul Kadir Jailani, mengatakan Pemerintah Indonesia memiliki sejumlah komitmen utama di Afghanistan.
“Komitmen Pemerintah saat ini yang paling penting adalah kita juga ingin mendorong terwujudnya sebuah proses politik, dalam rangka untuk mewujudkan Afghanistan baru, yaitu Afghanistan yang lebih inklusif, yang lebih ramah dengan hak asasi manusia, terutama hak wanita dan minoritas,” ungkap Abdul.
Di tengah situasi kemanusiaan di Afghanistan yang memburuk, Indonesia turut mengulurkan tangan dan mengirimkan bantuan berupa bantuan makanan. RI berkoordinasi dengan badan-badan PBB di lapangan, termasuk salah satunya adalah World Food Programme (WFP).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dengan perwakilan Taliban Amir Khan Muttaqi di Islamabad, Pakistan, pada Desember lalu. Pertemuan antara Retno Marsudi dengan perwakilan Taliban tersebut dilakukan di sela konferensi tingkat menteri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang membahas tentang situasi di Afghanistan.
Dalam pertemuan tersebut, Retno mengungkapkan kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian dari kerja sama pengembangan pendidikan dan pengembangan kapasitas untuk pendidikan perempuan di negara tersebut. Ia juga mengungkapkan beberapa harapan kepada Taliban, salah satunya untuk menepati janji yang disampaikan pada 16 Agustus lalu.*