Hidayatullah.com — Proyek Pertambangan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah yang mendapat penolakan warga setempat memasuki babak baru.
Pada Senin, 07 Februari ratusan aparat keamanan melakukan apel dan mendirikan tenda di Lapangan Kaliboto, di belakang kantor Polsek Bener yang bertepatan dengan pintu masuk Desa Wadas. Sejak Selasa (08/02) ratusan aparat tersebut masuk ke Desa Wadas dalam rangka mengawal pengukuran lahan.
Pada, Rabu (09/02/2022), akun @Wadas_Melawan melalui Twitter melaporkan bahwa jumlah warga yang ditangkap mencapai 63 jiwa orang.
Anggota Komisi III DPR RI Hinca Panjaitan meminta Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi penjelasan tentang proyek ini ke masyarakat Wadas. Ia tak ingin kekisruhan ini terus berkelanjutan.
“Ganjar, harus bisa tenangkan rakyatnya dengan memberikan penjelasan sejelas dan seterang mungkin,” kata Hinca seperti dikutip dari Suaracom, Rabu (09/02/2022).
“Dia (Ganjar) bertanggungjawab sebagai Jateng 1 memberikan penjelasan agar tidak timbul dampak yang lebih luas. Apa sebenarnya yang terjadi?” sambungnya.
Hinca mengaku menyayangkan dengan adanya pengerahan ratusan personel gabungan TNI, Polri hingga Satpol PP ke Desa Wadas. Menurutnya, hal itu sudah sangat berlebihan.
“Ini sudah berlebihan. Jadinya kesan yang timbul di masyarakat jadi tak nyaman. Padahal harusnya kan tidak begitu,” terangnya.
Hinca meminta penjelasan kenapa bisa kejadian ini hingga melibatkan pengerahan ratusan personel gabungan ke Desa Wadas. “Tidak ada alasan yang cukup untuk menurunkan tim gabungan. Karena itu sekali lagi harus dijelaskan seterang-terangnya ke publik, apa sebenarnya yang terjadi,” tandasnya.
Sementara itu, rekan Hinca di Komisi III DPR RI, Arsul Sani turut simpatik ke warga Wadas, ia melihat pengerahan aparat kepolsiian dalam jumlah besar layaknya zaman orde baru.
Arsul berujar pengerahan polisi secara besar-besaran itu justru dapat mengesankan bahwa paradigma berpikir aparat keamanan dan pemerintah tentang pembangunan yang kembali seperti zaman orde baru.
“Ini kok kayak mengulang cara-cara aparatur keamanan dalam menangani pembangunan Waduk Kedungombo zaman Orde Baru dulu,” kata Arsul kepada wartawan, dikutip Rabu (09/02/2022).
Politisi PPP ini mengatakan seharusnya pemerintah tidak mengerahkan aparat keamanan dalam melakukan pengawalan terhadap pembangunan. Namun lebih mengedepankan pendekatan-pendekatan informal dengan masyarakat.
“Selanjutnya aparat menginisiasi pertemuan-pertemuan dengan warga namun tetap memperhatikan prokes. Warga diajak berdialog dari hati ke hati, setelah mereka bisa menerima maka pengukuran pun dilakukan tanpa perlu pengerahan,” kata Arsul.
Adapun, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan aparat kepolisian yang mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo sejak, Selasa (08/02) untuk menjaga ketertiban, khususnya keamanan disana. Sebab, kata dia ada kegiatan pengukuran yang dilakukan di Desa Wadas tersebut.
Ganjar senidiri meminta warga tidak takut. Ia berjanji semua akan berjalan aman dan kondusif, serta takkan ada kekerasan yang terjadi di daerah tersebut.
“Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan,” ungkap Ganjar, seperti mengutip laman CNNIndonesia, Selasa (08/02/2022).*