Hidayatullah.com — Seorang imam masjid di Pontang, Kabupaten Serang, Banten, beberapa waktu lalu diberitakan dikeroyok 3 orang pria karena mengingatkan untuk meluruskan saf saat hendak shalat berjamaah. Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan pun mengungkap keprihatinan atas aksi pengeroyokan tersebut.
Tiga pelaku pengeroyokan diketahui berinisial MM (45), RY (58), dan SP (49). Ketiganya merupakan saudara kandung. Para pelaku ditangkap di rumahnya di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.
Kapolres Serang AKBP Yudha Satria mengatakan kejadian itu saat sedang melaksanakan salat Ashar, Jumat (25/3/2022) lalu. MM kemudian ditegur korban yang kala itu menjadi imam salat.
“Namun MM tidak terima dan menceritakan kejadian tersebut kepada RY dan SP,” kata Yudha di Serang, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (16/4/2022).
Setelah selesai salat Maghrib, SP sudah menunggu di teras samping pintu masjid yang berlokasi di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. SP saat itu langsung menarik baju korban.
Kemudian tersangka RY langsung memukul bagian wajah korban menggunakan tangan kosong sebanyak tiga kali. Selanjutnya, korban dipukul kembali oleh MM di bagian leher belakang sebanyak satu kali dan bagian punggung sebanyak satu kali.
Ketiga pelaku ditangkap di rumah masing-masing pada Selasa (12/4/2022) sekitar pukul 22.00 WIB. Penangkapan ini berdasarkan laporan korban ke Polres Serang pada Sabtu (26/3).
Ketiga tersangka dijerat Pasal 170 KUHPidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan. Yudha mengimbau semua pihak meredam emosinya, apalagi di bulan suci Ramadan, agar menghindarkan diri dari kekerasan dan perbuatan tercela lainnya.
MUI Prihatin
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mengungka keprihatinan dengan kejadian pengeroyokan tersebut. Amirsyah memberi pesan kepada imam masjid yang dikeroyok itu. Amirsyah meminta agar imam masjid bisa menegur secara santun sehingga orang yang ditegur bisa menerima dengan baik.
“MUI sangat prihatin atas peristiwa ini karena momentum Ramadan seolah tak mampu menciptakan suasana yang ramah, penuh rasa silaturahmi di tempat ibadah seperti masjid. Tapi apa hendak dikata, ibarat nasi sudah jadi bubur, maka peristiwa ini harus jadi pembenaran berharga bagus semua pihak,” ujar Amirsyah, Sabtu (16/4/2022), dilansir Detikcom.
“Di satu sisi masjid harus mampu mewujudkan keindahan dan kebersihan dalam beribadah, di sisi lain pengurus masjid hingga imam mampu mewujudkan rasa kasih sayang dengan tegur sapa yang santun. Sehingga di antara jemaah yang diingatkan dapat menerima dengan baik,” tuturnya.
Amirsyah berharap peristiwa pengeroyokan ini tidak terulang lagi. Dia ingin semua pihak menjaga ketertiban dan kesejukan di masjid.
“Untuk mewujudkan suasana masjid yang bersih, sejuk, indah butuh kerja sama dan tanggung jawab semua pihak. Terlebih jemaah yang hadir di masjid diharapkan mampu menciptakan suasana beribadah yang khusu’ dan tawadhu’ sehingga dapat menjadi contoh untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin,” imbuhnya.
Sementara, Polisi mengungkap kondisi imam yang dikeroyok tersebut kini sudah membaik. Kasi Humas Polres Serang Iptu Dedi Jumhae mengatakan motif pengeroyokan itu kemungkinan karena pelaku tidak terima saat diminta merapikan barisan saf shalat oleh imam.
“Iya udah sepuh lah udah umur. Kelahiran 53 itu. Alhamdulillah sehat. Enggak (parah lukanya). Hanya lecet aja tidak sampai luka parah,” katanya.
Polisi sendiri masih mendalami motif lain tiga pelaku melakukan pengeroyokan. Saat ini 3 pelaku sudah ditahan.
“Masih kita dalami masalah itu. Apakah ada motif lain masih kita dalami. Intinya motifnya itu ditegur untuk merapikan saf barisan mungkin dia tidak terima. Adapun di luar itu masih kita dalami,” kata Dedi.*