Hidayatullah.com– Otoritas kesehatan mendesak agar masyarakat terus waspada terhadap Covid-19 setelah munculnya varian hibrida Omicron di Australia.
Varian rekombinan itu, yang dikenal dengan sebutan XE, merupakan kombinasi dari BA.2 (virus turunan Omicron) dan BA.1 (varian Omicron asli yang sangat mudah menular).
Dilansir The Guardian (15/4/2022), kasus XE terkonfirmasi di Australia diidap oleh seorang pelancong luar negeri yang dites positif terjangkit subvarian itu pada 9 April setibanya di New South Wales.
BA.2 sekarang merupakan varian virus Covid yang dominan di seluruh dunia dan sekitar 97% kasus di NSW disebabkan virus itu. Omicron – baik BA.1 maupun BA.2 – sekarang merupakan satu-satunya varian yang diidentifikasi beredar di negara bagian itu dalam beberapa pekan terakhir.
Sejak XE pertama kali diidentifikasi di Inggris pada 19 Januari, lebih dari 1.100 kasus telah dikonfirmasi di Inggris.
Indikasi awal menunjukkan subvarian XE kemungkinan lebih menular daripada BA.2, yang 30 hingga 50% lebih menular daripada BA.1. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikannya.
Sejauh ini, tidak ada bukti subvarian XE menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada strain lain atau lebih resisten terhadap vaksin.
UK Health Security Agency (UKHSA) belum membunyikan alarm untuk varian rekombinan itu – yang muncul ketika seseorang terinfeksi dengan dua atau lebih varian virus, membentuk varian tunggal baru yang menggabungkan genom dari keduanya.
Kepala penasihat medis UKHSA, Prof Susan Hopkins, mengatakan tidak ada cukup bukti tentang tingkat pertumbuhan atau sifat lain dari XE. Namun, dia menegaskan bahwa varian rekombinan bukanlah “kejadian yang tidak biasa”.
“Selama pandemi Covid-19 sudah diidentifikasi sejumlah varian rekombinan, tetapi kebanyakan mati relatif cepat,” kata Hopkins, seraya menegaskan masih belum ada cukup bukti perihal karakteristik XE.
Seorang juru bicara dari Departemen Kesehatan Inggris mengatakan hanya sejumlah kecil sekuens XE yang telah dilaporkan secara internasional dan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah varian tersebut akan menjadi dominan dan menyebar luar.
Namun, mereka mengatakan kemunculan keturunan virus Sars-CoV-2 (penyebab Covid-19) dan varian rekombinannya kemungkinan akan berlanjut karena virus-virus itu terus bermutasi.*