Hidayatullah.com — Kurang lebih 20 ribu warga Kabupaten Majene mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan lapangan terbuka setelah terjadi gempa bumi bermagnitudo 5.8 di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (08/06/2022).
Berdasarkan laporan visual dari lapangan per pukul 16.30 WIB, para warga mulai mendirikan tenda darurat menggunakan terpal berwana biru dan oranye di beberapa titik tak jauh dari permukiman mereka dan di SMK Kota Tinggi.
Hal serupa juga dilakukan oleh para warga Kabupaten Mamuju karena khawatir terjadi gempa bumi susulan dan potensi ancaman tsunami. Pantauan visual dari lapangan ada tiga titik pengungsian warga yakni di Stadion Mamuju, Kantor Bupati Mamuju dan Kantor TVRI Sulawesi Barat di Mamuju.
Sebanyak empat warga Kabupaten Mamuju dilaporkan mengalami luka sedang setelah terkena material reruntuhan bangunan Gedung PKK, Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, ketika gempa bumi terjadi. Saat ini, keempat warga tersebut telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mamuju.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebelumnya telah mengeluarkan informasi bahwa gempabumi yang berpusat di koordinat 2,77° LS ; 118,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer arah Barat Tapalang Barat, Mamuju, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.
Merujuk kepada informasi dari BMKG tersebut, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau para warga khususnya di wilayah yang terdampak guncangan gempabumi untuk tidak panik namun tetap waspada.
“Warga juga tidak perlu mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena tsunami dipastikan tidak ada,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (08/06/2022).
Masyarakat yang sudah terlanjur mengungsi ke dataran tinggi diharapkan segera kembali turun dan memeriksa kondisi rumah masing-masing.
“Apabila mendapati kondisi rumah rusak berat, maka segera laporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten/kota setempat untuk mendapatkan dukungan bantuan tenda keluarga atau tenda darurat agar masyarakat dapat membuat tenda sementara di halaman rumah masing-masing. Masyarakat terdampak juga punya opsi untuk mengungsi di titik-titik pengungsian terpusat yang dibuka pemerintah daerah. Hal ini akan memudahkan pendataan dan distribusi bantuan,” tambahnya.
Selain itu, warga juga diharapkan tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari lembaga dan instansi terkait yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.* (SKR)