Hidayatullah.com—Untuk menyebarkan keindahan Islam, Muhammadiyah berencana membeli tempat ibadah non-Muslim di Alcala, Madrid, Spanyol. Menurut Ketua Pimpinan Muhammadiyah (PWM), Jawa Timur, yang dibeli ini adalah tempat ibadah yang sudah lama terbengkalai.
“Iini tempat ibadah non-muslim yang sudah lama tidak dipakai sehingga perlu dimanfaatkan oleh Muhammadiyah, “ ujar Ketua PWM Jawa Timur, KH. Dr Saad Ibrahim, MA, Senin (7/11/2022).
Menurut Kiai Saad, rencana ini dilakukan untuk menunjukkan kiprah dakwah Muhammadiyah, dan menyebarkan Islam rahmatan lil alamin (agar menjadi rahmah bagi semua alam).
Menurut Kiai Saad, saat ini Muhammadiyah masih melakukan negoisasi dengan pihak pengelola. “Harga yang mereka tawarkan sekitar 3 juta Euro atau sekitar Rp45 Milyar. Kami masih mencoba menawarnya. Kita tunggu seperti apa hasilnya ke depan,” kata Kiai Saad kepada hidayatullah.com.
Luas tanah yang sedang dibeli seluas 3000 meter persegi, dengan bangunan seluas 4 ribu meter persegi. Saat ini, tempat ibadah itu masih dipakai, meski jemaatnya sudah mulai surut.
“Waktu ke sana barusan ini, kami menyaksikan masih ada sekitar 15 orang lagi mengikuti misa,” ujarnya.
Ketika ditanya, apa rencana program dakwah Muhammadiyah di Spanyol terkait masalah ini. Kiat Saad mengaku belum menentukan.
“Detilnya belum kita bahas, apakah nanti dipakai sekolah, pusat kegiatan Islam, apakah dibuat masjid, kita belum membahas, itu teknis nanti, “ tambah Sa’ad.
Peradaban Islam yang hilang
Duta Besar Indonesia di Spanyol Mohammad Najib membenarkan rencana Muhammadiyah ini. “Ya, Alhamdulillah, ” ujar Najib kepada hidayatullah.com, Senin (7/11/2022) melalui WhatsApp.
Alcala berada sekitar 30 KM dari Kota Madrid ke arah utara yang sudah dihubungkan dengan Highway (jalan tol), sehingga perjalanan ke tempat ini hanya membutuhkan waktu 30 menit.
“Kalau naik kereta lebih cepat lagi bisa 20 menit,” ujarnya di kanal Wisma Duta RI Madrid.
Menurut Najib, dibandingkan Jakarta, Alcala lebih mirip Kota Depok dan sudah dihubungkan oleh infrastruktur yang bagus.
Menurut Najib, Alcala merupakan kota tua dan kota terpelajar, yang lebih tua dari Kota Madrid.
Motivasi membawa Islam ke Spanyol menurut Saad, karena di negara itu Islam pernah menjadi pusat peradaban di masa Dinasti Abassiyah, dimana pernah memiliki sekitar 800 masjid. Namun setelah kejatuhan Abassiyah kini masjid berkurang diganti tempat ibadah non-Muslim dan bangunan lain.
Di Spanyol sendiri, Muhammadiyah telah memiliki Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM). PCIM Spanyol diresmikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 22 Oktober 2020.
“Kita mendeklarasikan PCIM Spanyol karena kita merasa Muhammadiyah ini harus mengepakkan sayapnya di Bumi Andalusia,” ujar Ketua PCIM Spanyol Moch. Iqbal, dikutip laman Muhammadiyah.
Iqbal mengatakan saat ini banyak anggota Muhammadiyah tinggal di Spanyol. Sebagian besar mereka para pelajar yang sedang menimba ilmu di negeri Matador, namun tidak sedikit juga mereka yang telah menjadi pekerja profesional.*