Hidayatullah.com | “Apabila hendak ihram, Rasulullah memakai minyak dengan minyak terbaik yang beliau dapatkan, sehingga saya melihat kilauannya pada kepala dan jenggot beliau.” Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i ini, menggerakkan hati Rakmat Akbar hingga menciptakan sebuah produk untuk perawatan dan pemeliharaan jenggot.
“Bisa untuk menumbuhkan atau melebatkan (jenggot) juga,” imbuh pria yang akrab disapa Rakhmat ini, ketika berbincang dengan Suara Hidayatullah di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rakhmat mengatakan, idenya menciptakan produk berupa cream dan minyak ini, selain membuka peluang usaha, yang utama justru mengajak kaum Muslimin agar mengamalkan sunnah Nabi Muhammad ﷺ, dalam hal ini merawat serta memelihara jenggot.
Tak sekadar mengajak, dalam kesehariannya, pria kelahiran Jakarta, 10 Januari 1981, ini pun senantiasa mempraktekkan sunnah Rasulullah ﷺ tersebut. “Saya sendiri pakai yang oil (minyak). Karena selain merawat (jenggot), ternyata minyak ini juga punya khasiat meredakan alergi. Setiap Shubuhan, hidung saya itu kalau nggak mampet ya biasanya meler. Nah, minyak ini ternyata bisa meredakan alergi pagi. Jadi, minyak ini punya manfaat ganda,” jelas pria berjenggot lebat ini sambil menunjukkan sampel produknya.
Hidayatullah Allah
Ide Rakhmat untuk menciptakan suatu produk dengan brand “Abibalm” ini tidak muncul begitu saja. “Semua itu karena hidayah. Maksudnya begini, seperti yang pernah saya ceritakan kemarin. Tangan saya pernah patah. Itu susahnya kalau mau ke kantor. Nyerinya luar biasa. Saya terus merenung. Ini baru tangan. Kalau kaki patah, apa saya masih bisa kerja ikut orang seperti ini?” Rakhmat membuka kisah.
Dari situ, karyawan aktif di sebuah televisi swasta ini berpikir untuk memulai usaha. Persoalan berikutnya, ia bingung ingin mulai usaha apa. Tapi, kebingungan itu tak sampai berbulan-bulan, sampai akhirnya ia menemukan ide.
Ceritanya, dia banyak habiskan waktu izin dan cutinya ketika penyembuhan tangannya yang patah dengan membaca buku dan berbagai literatur dari internet. “Saya baca, baca, dan baca, sampai akhirnya dapat inspirasi. Bermula dari wangi-wangian. Saya menemukan ‘resep’ bikin minyak untuk perawatan jenggot. Saya dalami lagi, ternyata minyak ini memiliki khasiat buat meredakan alergi. Namanya Esensial Oil (EO),” kenangnya.
Rakhmat bergegas menyampaikan temuannya kepada sang istri. “Saya bilang, minyak ini cocok untuk saya, karena bisa meredakan alergi. Bagaimana kalau kita produksi minyak ini, toh bisa membantu orang lain yang punya alergi. Minyak ini punya khasiat ganda. Di samping untuk menumbuhkan serta merawat jenggot, bisa juga meredakan alergi.”
Gayung pun bersambut. Sang istri antusias dan mendukung. Itulah pertama kalinya suami dari Nur Indah Fajariani mulai memproduksi cream dan minyak untuk perawatan jenggot.
“Pertama kali keluar resep November (2017). Dan baru nemu resep wangi-wangiannya Januari (2018) kemarin. Jadi, selama 2 bulan November dan Desember (2017), saya masih mencari formula yang pas. Saya bikin, lalu saya mintakan testimoni ke teman-teman. Begitu seterusnya. Bahkan, beberapa hari saya pernah nggak apa-apain itu cream karena bingung,” jelasnya.
Dalam kebingungan itu, Rakhmat menghadiri majelis taklim yang digelar rutin setiap sebulan sekali di mushola kantornya. Waktu itu, sang ustadz membahas tentang keutamaan Shalat Istikharah. Yakni, Allah akan menunjukkan jalan bagi hamba-Nya yang sedang bingung dalam menentukan sebuah pilihan.
“Dari situ, saya azamkan diri untuk Shalat Istikharah. Sampai dua pekan berturut-turut, Allah baru memberikan petunjuk. Saya coba bikin lagi. Dan alhamdulillah, racikannya langsung pas,” Rakhmat bahagia.
Duet Bareng Istri
Meski masih tergolong baru, setiap bulannya Rakhmat sudah mampu memproduksi 100 sampai 150 buah (30 gram) cream ataupun minyak untuk perawatan jenggot.
“Kalau per kaleng cream-nya saya jual 75 ribu dan per botol minyak saya jual 150 ribu, masih kisaran belasan juta,” jelas Rakhmat ketika ditanya berapa jumlah omsetnya per bulan.
Sejauh ini, kebanyakan pembelinya masih orang-orang dekat Rakhmat. “Jadi, saya punya teman. Dia ada komunitas kajian-kajian Sunnah gitu. Dia banyak pesannya ke saya. Satu pekan itu bisa lebih dari 10 buah. Lewat jualan online juga jalan. Tapi tak seberapa banyak,” katanya.
Rakhmat mengaku, untuk proses produksinya masih dihandle sendiri. “Kadang juga dibantu sama istri. Makanya, mengapa saya pakai brand “Abibalm”. Maksudnya, produk ini, bikinnya abi (saya) bareng istri. Produk asli dari Indonesia,” selorohnya sambil tertawa lepas.
Bantuan dari sang istri bukanlah urusan produksi, melainkan mengenai pengurusan legalitas ‘Abibalm’ dari instansi terkait. “Jadi saya yang produksi. Istri yang buat jalur untuk legalitas perizinannya. Kemarin, itu dapat sertifikat halal dari MUI DKI Jakarta, yang ngurus juga istri. Jadi, duet bareng istri,” akunya.
Bahan Alami
Untuk menghasilkan produk yang punya khasiat terapi, serta tak membahayakan kulit, Rakhmat pun menggunakan bahan alami yang berkulitas dan halalan thaiyyiban. “Alhamdulillah, sejak pertama produksi sampai sekarang saya pakai bahan-bahan seperti itu,” tegasnya.
Menurut Rakhmat, masyarakat kini semakin cerdas. Mereka kritis akan bahan baku serta kehalalan suatu produk. Karena itu, putra pasangan dari Ahmad Maryadi dan Mimi Suhaemi ini selalu berupaya memenuhi 2 hal yang menjadi perhatian konsumen.
Tak cukup memproduksi cream dan minyak untuk perawatan jenggot. Kini Rakhmat juga tengah meracik produk kesehatan lainnya berbahan dasar alami minyak Esensial (EO).
”Minyak untuk jenggot ini, justru menjadi batu loncatan. Dari situ, saya juga banyak belajar formula produk lainnya. Seperti kemarin, saya bikin obat buat terapi otot. Jadi, blue print saya nggak sekadar perawatan jenggot tapi kesehatan sekeluarga. InsyaAllah, untuk anak saya bikin minyak telonnya. Bapaknya yang capek kerja, mungkin, saya buat minyak urutnya,” tutup Rakhmat.*/Achmad Fazeri, Suara Hidayatullah