Hidayatullah.com-Hari Rabu, (22/07/2015) pukul 11 WIT digelar acara konferensi pers perdamaian antara Umat Muslim dengan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI).
Dalam sambutannya, Bupati Tokikara Usman G. Wanimbo menyatakan bahwa GIDI mengaku ada kesalahan dalam komunikasi tentang perayaan shalat Id.
Sementara itu, Ketua GIDI langsung mengucapkan permohonan maaf.
“Kami memohon maaf, karena kejadian ini (penyerangan dan pembakaran masjid-red), mewakili seluruh gereja GIDI di Indonesia, meminta maaf,” ucap Pemimpin Umat Gereja Injil di Indonesia (GIDI) yang dipimpin Ketua Klasis Toli, Pendeta Yunus Wenda kepada Ustad H. Ali Muktar mewakili Muslim.
Baku peluk dan salaman itu terjadi setelah kedua wakil warga itu saling menyampaikan kalimat permohonan maaf di lapangan Koramil Tolikara.
Peristiwa simbol perdamaian ini disaksikan Bupati Tolikara, Usman G Wanimbo dan jajaran pimpinan daerah Kabupaten Tolikara.
Dalam acara yang sama, pihak umat Islam menyampaikan aspirasinya kepada GIDI untuk bisa menjalankan ibadah dengan tenang sebagaimana dilegalkannya kebebasan beragama di negeri ini, terutama hak mendirikan rumah ibadah dan beribadah.
“Kami kaum Muslimin, korban kebakaran meminta izin kepada Ketua GIDI dalam pembangunan masjid atau mushollah,” ucap perwakilan umat Islam di forum tersebut.
Mendengar itu, Ketua GIDI memberikan jawaban. “Kalau masjid kami harus izin dulu sama GIDI Pusat, karena kami ada anggaran rumah tangga kami. Kami harus mengikuti sidang-sidang baru bisa diputuskan,” jawab Ketua GIDI Pendeta Yunus Wenda .
Perwakilan umat Islam Tolikara bertanya lagi mengenai boleh tidaknya mendirikan mushollah, saat itu ketua GIDI menjawab lagi, “Kalau mushollah sudah berjalan yang sementara,” ujarnya.
Terakhir, perwakilan umat Islam bertanya lagi, “Apakah boleh kami shalat Jumat berjamaah supaya membuktikan kalau kami bebas beribadah?”
Pihak GIDI juga menjawab, “Silakan, tapi cari tempat pinjam untuk sementara,” tukasnya.*/Abu Fathun