Hidayatullah.com– Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap Badan Narkotika Nasional (BNN) meningkatkan upaya penanggulangan bahaya narkoba.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi, atas dilantiknya Irjen Heru Winarko menjadi Kepala BNN menggantikan Komjen Budi Waseso (Buwas), kemarin di Jakarta.
Dengan resminya Heru Winarko menjabat sebagai Kepala BNN, MUI menyampakan berberapa harapan. Antara lain, bahwa Kepala BNN yang baru dapat meneruskan dan meningkatkan program dan kegiatan pendahulunya.
“Biar ada kesinambungan dan perubahan yang lebih progresif dalam penanggulangan bahaya narkoba,” ujarnya dalam pernyataannya.
MUI juga berharap agar Kepala BNN dapat meningkatkan sinergisitas dengan lembaga dan instansi, baik pemerintah maupun swasta, agar dicapai hasil yang maksimal. Sebagaimana diketahui, tantangan bahaya narkoba sudah pada taraf darurat sehingga dibutuhkan kerjasama semua pihak.
“MUI berkomitmen untuk menyatakan perang melawan narkoba dengan segala macam bentuk dan jenisnya,” ujarnya.
Untuk hal tersebut, MUI membentuk sebuah gerakan nasional yaitu GANNAS ANNAR (Gerakan Nasional Anti Narkoba) sebuah gerakan bersama masyarakat baik perorangan maupun yang terbagung dalam organisasi kemasyarakatan dan lembaga keagamaan untuk melawan bahaya narkoba melalui pendekatan edukasi, sosialisasi, komunikasi dan konsultasi kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya generasi muda terhadap bahaya narkoba.
MUI berpandangan, tantangan penanggulangan bahaya narkoba terasa semakin sempurna setelah dibekuknya bandar narkoba dalam bentuk pil PCC sejumlah 13 juta butir beberapa waktu silam di Semarang dan ditemukannya 81 karung yang diperkirakan berisi 1,6 ton sabu di kapal berbendera Singapura yang ditangkap di perairan Anambas, Kepulauan Riau.
“Dua penemuan tersebut mewakili jumlah yang sangat fantastis dan menjadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan masyarakat khususnya generasi muda.
Karena selain obat tersebut dijual bebas secara ilegal, obat terlarang tersebut juga memiliki efek samping yang bisa membahayakan jiwa. Sudah banyak korban karena mengonsumsi narkoba tersebut dan rata-rata korbannya adalah para pelajar dan generasi muda yang masih sangat belia usianya,” ungkapnya.
Menjadi tugas berat Kepala BNN yang baru untuk mengusut tuntas para bandar dan pelakunya, serta memutus mata rantai jaringan sindikasinya, agar dapat menghentikan peredaran pasarnya.
“Kami menengarai bahwa produsen dan jaringan obat terlarang masih banyak beroperasi di berbagai daerah dengan modus dan kreativitas produk turunan yang beragam jenisnya. Untuk hal tersebut, kami meminta kepada aparat kepolisian dan BNN untuk terus meningkatkan operasi dan kewaspadaannya,” ujarnya.
Menyadari bahwa bahaya narkoba terhadap ancaman sebuah bangsa dan negara tidak boleh dianggap ringan, tapi harus dijawab dengan serius, karena korban dari akibat penyalahgunaan obat terlarang semakin hari bukan semakin berkurang tetapi justru semakin besar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Ini menunjukkan bahwa antara penanggulangan dan pencegahan dengan perkembangan peredaran narkoba di masyarakat tidak seimbang bahkan tertinggal jauh. Hal ini merupakan ancaman serius bagi kehidupan bangsa,” jelasnya.
Untuk hal tersebut, MUI menaruh harapan besar kepada Kepala BNN yang baru dapat menggerakkan semua pihak, khususnya pimpinan lembaga negara, tokoh masyarakat dan agama, untuk mengambil bagian dalam upaya penanggulangan dan pencegahan bahaya obat-obatan terlarang.
“Sebelum semuanya terlambat dan menyesal,” imbuh Zainut memungkas.
Presiden Joko Widodo, Kamis (01/03/2018) pagi, melantik Irjen (Pol) Heru Winarko menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Istana Negara Jakarta.*