Hidayatullah.com — Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah secara resmi meluncurkan program nasional gerakan dakwah Rumah Qur’an Hidayatullah (RQH). Sebelumnya, program ini sudah disepakati pada pergelaran Munas ke-5 Hidayatullah tahun 2020.
Peresmian RQH itu mengusung tema besar ‘Membangun Indonesia dengan Al-Qur’an’, serta diikuti oleh jamaah Hidayatullah di Indonesia baik offline atau online. Berpusat di aula gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta, program itu diresmikan langsung oleh Ketua Umum DPP Hidayatullah, Nashirul Haq.
“Dengan memohon ridha dan kasih sayang Allah, mari kita bersama-sama meresmikan Rumah Qu’ran Hidayatullah dengan membaca Basmallah,” kata Nashirul Haq saat meresmikan RQH, Selasa (16/02/2021).
Dengan diresmikannya program RQH tersebut, Nashirul berharap ada percepatan pengembangan jaringan Hidayatullah di beberapa titik yang belum tersentuh.
“Harapannya dengan adanya Rumah Qur’an ini maka percepatan dan perkembangan jaringan Hidayatullah akan sangat terbantu,” ujarnya. “Sekarang ini kita hadir secara struktural di 374 kabupaten/kota, dan pesantren kita hadir di 600 lebih titik,” sambungnya.
Selain itu, ia begitu yakin dengan target yang telah dicanangkan secara bersama seluruh komponen yang terlibat. “Dan InsyaAllah pada periode ini, komitmen kita akan hadir di seluruh kabupaten dan kota,” serunya dengan nada optimis.
Kepada para pengajar Al-Qur’an, Nashirul mengingatkan kembali bahwa pekerjaan mengajarkan Al-Qur’an merupakan karunia yang sangat besar, untuk itu harus bangga menjalani profesi ini.
“Karenanya, mari kita bersama-sama membangkitkan semangat dan motivasi umat, untuk merasa bangga sebagai mualimul Qur’an. Menjadi orang-orang yang rabbani. Dan inilah profesi yang sangat mulia di dunia,” bebernya.
Lebih jauh, Nashirul menekankan, bahwa jihad terbesar seorang Muslim yakni dengan dakwah Al-Qur’an. “Jihad yang paling besar menurut Allah adalah jihad mendakwahkan Al-Qur’an,” ungkapnya sambil mengutip penggalan Al-Qur’an dalam Surat Al-Furqon ayat 52.
Terakhir, Nashirul menyampaikan perlunya saling memahami dalam bersinergi, sehingga memudahkan jalan terciptanya cita-cita bersama. “Semoga institusi internal dan eksternal bisa bersatu padu dalam membangun sinergitas demi suksesnya gerakan Qur’anisasi melalui Rumah Qur’an ini,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Anggota Dewan Pertimbangan Hidayatullah, Hamim Thohari mengatakan syarat sebuah kebangkitan itu harus melibatkan semua pihak. “Sebuah gerakan kebangkitan itu hanya bisa terjadi jika melibatkan banyak kalangan. Kita harus libatkan sebanyak-banyaknya potensi umat,” ujarnya.
Hamim menyakini, salah satu syarat membangun kebangkitan Indonesia ya dengan Al-Qur’an. “Sebuah kebangkitan yang akan kita gerakkan dengan Al-Qur’an,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPW Hidayatullah DKI Jakarta, Muhammad Isnaeni, menyampaikan konsep dan standardisasi Rumah Qur’an. “Rumah Qur’an ini sebetulnya sesuatu yang sudah akrab dengan kehidupan kita, tinggal kita manej, kita kemas,” kata Isnaeni.
Dalam pemaparannya Isnaeni menegaskan pentingnya pedoman, maka pentingnya standardisasi, agar mudah diduplikasi. “Sehingga bisa akselerasi lebih cepat,” tuturnya.
Sekadar diketahui, program Rumah Qur’an merupakan program yang dipopulerkan oleh DPW DKI Jakarta. Sehingga ke depan Rumah Qur’an DKI Jakarta lah yang menjadi percontohan, untuk wilayah dan daerah. Nantinya, program RQH ini juga akan dilengkapi dengan aplikasi digital.*