Hidayatullah.com–Banyaknya analisa mengenai hubungan Iran dan Palestina khususnya Gerakan Perjuangan Islam Harakatul Muqawwamah al-Islamiyyah (Hamas) setelah Khalid Misy’al melakukan ucapan terima kasih kepada pemerintah Iran dalam beberapa media dipandang lain oleh Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Natsir Lc., MA sebagai sikap politik.
Bachtiar mengumpamakan hubungan Hamas dengan Iran seperti hubungan Hamas dengan Suriah. Menurutnya, hubungan Hamas dengan Iran hanya sebatas hubungan politik semata dan tidak lebih.
“Hamas punya kepentingan di Suriah untuk pengungsi-pengungsinya, nah antara itu Bashar Al Assad juga punya kepentingan terhadap Hamas untuk membantu dia di perbatasan Israel, pada akhirnya ketika terjadi konflik antara pemimpin Suriah dengan rakyatnya Hamas tidak mau berpihak pada Bashar Al Assad. Ini menunjukkan kerjasama Hamas dengan Suriah sebatas kepentingan teritorial begitu juga dalam kasus (Hamas, red) ini, “ ujarnya kepada hidayatullah.com, Selasa (27/11/2012).
Menurutnya, ketika dukungan dari dunia Arab sebelum ini masih kurang, Hamas dinilai Bachtiar membangun aliansi dengan Iran. Hanya saja, pendekatan itu kepentingan politik, bukan ideologi, jelasnya seusai acara penggalangan dana oleh Majelis Taklim Al Fadhila untuk Gaza, Hotel Grand Kemang, Senin (26/11/2012) kemarin.
Anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat ICMI Pusat ini juga mengungkapkan meski hanya kepentingan politik, tidak berarti Hamas menjadi Syiah. Hamas, menurutnya, mengambil senjata dari Iran karena dalam kondisi terdesak.
“Iran tidak memberikan panggung yang terlalu besar untuk Hamas dalam hal ini, bahwa mereka ada kerjasama hubungan diplomatik ya tapi tidak bisa serta merta kita bisa katakan bahwa Hamas juga Syiah, ngga jadi dia betul-betul memanfaatkan situasi politik sebenarnya dalam kondisi terdesak dia ambil senjatanya sebab Iran juga beli senjata dari Rusia,” terangnya.
Seperti diketahui, media mengabarkan dalam serangan delapan hari tentara Israel ke wilayah Gaza dikabarkan Iran ikut memasok sebagian bantuan militer Hamas di Gaza, berupa roket Fajar-5.
Namun kepas sebuah media Syiah, ISNA, kepala Pasukan Revolusioner Iran Mohammad Ali Jafari menjelaskan, Iran tidak memasok langsung senjata-Fajar-5, hanya teknologi yang diperlukan untuk membangun roket tersebut.
“Selama ini Gaza diisolasi Zionis, jadi kami tidak bisa membantu mereka. Kami tidak memasok langsung Rudal Fajr-5. Tapi melalui transfer teknologi dan diproduksi dengan cepat, ” ujarnya.*